Kabinet PM May Dirundung Masalah, Dari Pelecehan Seksual hingga Skandal Israel
Sabtu, 11 November 2017
Indonesiaplus.id – Usai pekan lalu Michael Fallon meninggalkan kursi menteri pertahanan akibat kasus dugaan pelecehan seksual. Kini, Priti Patel segera menyusul dikarenakan wanita 45 tahun itu tersandung skandal Israel.
Kabinet Inggris yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Theresa May terancam kehilangan satu lagi anggotanya. Kemarin (8/11/2017) May memanggil pulang Patel yang sedang dalam perjalanan ke Afrika. Rencananya dia akan menghadiri acara di Uganda, tetapi perintah May itu membuatnya batal.
”Patel sudah semakin dekat dengan akhir karirnya di kabinet dan tak bisa dipungkiri lagi,” ujar Laura Kuenssberg editor politik BBC.
Dia yakin May akan mendepak menteri negara urusan pembangunan internasional tersebut. Patel diam-diam bertemu dengan para pejabat dan diplomat Israel santer dibicarakan pada akhir pekan lalu. Pada Senin (6/11) politikus keturunan Uganda-India itu menghadap May. Di Downing Street 10,
Dia pun mengakui pertemuan diam-diamnya dengan pejabat Israel saat berlibur ke negara tersebut tahun ini. Bahkan, bertemu PM Benjamin Netanyahu dan atas kejadian itu dia minta maaf kepada May karena telah lancang.
Selang dua hari, fakta-fakta terbaru muncul tentang pertemuan Patel dan jajaran orang-orang dekat Netanyahu di Israel kembali beredar. The Sun melaporkan bahwa Patel juga bertemu dengan pejabat-pejabat Israel di sedikitnya dua lokasi lain.
Di Kota New York, Amerika Serikat (AS), dan Kota London, Inggris. Versi lain menyebutkan, Patel melakoni 12 pertemuan rahasia dengan Israel. Media Inggris melaporkan bahwa pejabat yang Patel temui di AS adalah Direktur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Yuval Rotem.
Di London, dia bertemu dengan Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan. Dalam berbagai pertemuan yang tidak May ketahui tersebut, kabarnya, Patel tidak mengajak pejabat Inggris lainnya. Karena itu, May berang dan langsung memanggilnya pulang kemarin.
Pada Agustus lalu, dalam lawatannya ke Israel, Patel tidak sekadar bertemu Netanyahu. Tetapi, dia juga mendatangi rumah sakit darurat yang Israel Defense Forces (IDF) dirikan di Golan Heights.
Kini berbagai laporan itu menjadi bahan investigasi Downing Street 10. Ketika ditanya apakah May akan memecat Patel, Menteri Pertahanan Gavin Williamson bungkam.
Jika Patel akhirnya benar-benar tersingkir dari kabinet, May lah yang rugi. Belum lama ini, dia kehilangan Fallon yang merupakan sekutu dekatnya. Jika juga harus memecat Patel, May akan kehilangan dua pendukung setia.
Saat ini, dia sedang sibuk merumuskan tahapan perceraian Inggris dari Uni Eropa (UE) lewat British Exit (Brexit). Patel adalah politikus perempuan yang vokal menyuarakan Brexit.
Tidak hanya ditinggalkan menteri sekaligus sekutu politiknya, May juga terpaksa merelakan Damian Green dan satu menteri lain yang menjalani interogasi karena kasus pelecehan seksual.
Selasa (7/11), Menteri Luar Negeri Boris Johnson salah bicara di hadapan parlemen tentang warga negara Inggris, Nazanin Zaghari-Ratcliffe, yang ditahan Iran.
Menteri 53 tahun itu menuturkan, ibu satu anak tersebut pergi ke Iran dalam misi jurnalistik. Padahal, dia hanya mengunjungi orang tuanya. Komentar Johnson itu membuat Nazanin diperiksa ulang dan menjalani hearing.
Kemudian, Iran menjadikan keterangan Johnson sebagai bukti skenario pelengseran rezim Presiden Hassan Rouhani. Nazanin jelas membantah semua tudingan tersebut.[Fat]