ECONOMY

Sri Mulyani Bilang, Negara Bisa Miskin karena Salah Policy

Senin, 9 April 2018

Indonesiaplus.id – Suatu negara yang maju sekalipun bisa menjadi miskin, jika salah dalam mengambil kebijakan atau policy.

“Jika suatu negara mengambil ‘policy’ salah bisa rusak. Jangan dikira negara yang sudah maju akan maju terus,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan kuliah umum berjudul “Digital Disruption: Peluang dan Tantangan Membangun Fondasi Ekonomi Indonesia 2045” di Universitas Diponegoro Semarang, Senin (9/4/2018).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mencontohkan Argentina sebagai negara yang memiliki tingkat kehidupan yang sama dengan negara-negara di Eropa Barat pada 1800-an, seperti Belgia dan Belanda.

Namun saat ini, tingkat perekonomian Argentina hanya sekitar seperempat atau sepertiganya dari negara-negara yang tadinya sejajar dengan mereka pada 1800-an.

“Sama kayanya dengan Belgia, sama kayanya dengan Netherland (Belanda, red.). Namun, 100 tahun terus-menerus negara itu dengan ‘policy’ yang salah. Baru sekarang mulai bangkit lagi,” kata wanita kelahiran Bandarlampung, 26 Agustus 1962 itu.

Kebijakan merupakan salah satu dari empat fondasi yang dibutuhkan untuk menyongsong Indonesia 2045, selain kualitas manusia, kualitas infrastruktur, dan kualitas kelembagaan.

Bahkan, negara yang tadinya miskin, seperti Korea Selatan bisa menjadi negara advance yang sebenarnya kata kuncinya adalah dari manusianya dan pendidikannya.

“Apa Korsel terbebas dari masalah korupsi? Enggak, kemarin mantan Presidennya baru saja dihukum karena masalah korupsi. Tetapi, mereka bangkit terus. There its correction,” ucapnya.

Kalau ada di Indonesia yang ditangkap karena korupsi tidak masalah, asalkan ditangkap dan diadili secara baik, dan yang lainnya bangkit untuk terus memperbaiki.

Fondasi pertama, kualitas manusianya yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, karakter, nilai, integritas, profesionalisme, termasuk sosial dan budaya.

“Lalu, kualitas infrastruktur, sehingga Presiden betul-betul memfokuskan membangun manusia dan infrastruktur. Tanpa itu, Indoesia tidak akan siap membangun fondasi untuk 2045,” tandasnya.

Juga, kualitas dari kelembagaannya, sebab manusia yang baik dan infrastruktur yang baik tidak akan berjalan maksimal kalau lembaganya korupsi, tidak profesional, tidak efisien, dan tidak melayani.

“Saya ingatkan lembaga, baik swasta maupun pemerintah untuk profesional, ‘integrity’, efisiensi, dan melayani. Jadi, lembaga dan ‘policy’ menjadi sangat penting,” pungkasnya.[Sal]

Related Articles

Back to top button