Jaga Hubungan dengan Israel, Singapura Larang Film Perjuangan Remaja Palestina
Kamis, 4 Januari 2018
Indonesiaplus.id – Pada akhir pekan ini, Singapura melarang festival pemutaran film dokumenter yang menampilkan seorang remaja perempuan pegiat Palestina.
Pasalnya, penangkapannya pada bulan lalu membuatnya menjadi lambang perlawanan terhadap pendudukan militer Israel di Tepi Barat.
Pemerintah Singapura menilai film berjudul ‘Radiance of Resistance’ itu tidak berimbang dan berpeluang memecah belah penduduk banyak suku Singapura.
“Film dokumenter tersebut, yang memperlihatkan kemelut Palestina-Israel melalui mata Ahed Tamimi, 16 tahun dan wanita muda pegiat lain, tidak memiliki ‘penyeimbang’,” tulis pernyataan Badan Pengembangan Media Informasi Singapura (IMDA) melalui lamannya, Rabu (3/1/2018).
IMDA menilai bahwa barasi film tersebut yand dinilai menyimpang, adalah masalah dan berpeluang menimbulkan ketidak-serasian di antara berbagai suku dan agama di Singapura. Film dokumenter tersebut dijadwalkan akan ditampilkan di Festival Film Palestina Singapura pada Kamis (4/1/2018).
Film diputar di sejumlah festival di seluruh dunia pada tahun 2017. Juga, telah berhasil memenangkan penghargaan dokumenter terbaik di ‘Respect Human Rights Film Festival’ di Belfast, namun menjadi lebih topikal setelah penangkapan Tamimi bulan lalu.
Sosok Tamimi didakwa pada Senin dengan tuduhan melakukan serangan dan akan diadili di sebuah pengadilan militer Israel. Orang dewasa yang terbukti bersalah, karena menyerang tentara bisa dipenjara 10 tahun, tapi Tamimi masih kecil sehingga keputusan itu tidak mungkin terjadi.
Pihak berwenang Singapura diketahui terus mengendalikan pidato publik dan media, terutama jika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ras dan agama, larangan langsung lebih jarang terjadi.
Adela Foo, penyelenggara festival Singapura, menyebut larangan tersebut dapat dimengerti, tanpa menjelaskan lebih jauh. “Pada akhir hari, keputusan IMDA adalah salah satu yang harus dihormati,” kata mahasiswa berusia 23 tahun tersebut kepada Reuters.
Di Singapura, minoritas Muslim yang dikelilingi negara mayoritas berpenduduk Muslim di mana simpati terhadap pergolakan Palestina terus mengalir deras. Namun, Singapura justru mempertahankan hubungan diplomatik dan militer yang bersahabat dengan Israel.
Tapi Singapura sejalan dengan banyak negara lain yang menentang pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sekitar 15 persen penduduk penduduk Singapura, yang berjumlah 3,3 juta orang, adalah Muslim, kata survai, yang baru-baru ini ditunjukkan pemerintah.[Wan]