Cari Pemasukan Uang, WhatsApp Mulai Bidik Pelaku Bisnis
Kamis, 7 September 2017
Indonesiaplus.id – Pasca diakuisisi oleh Facebook tahun 2014 seharga 22 miliar dollar AS, WhatsApp belum memiliki jalur pemasukan yang signifikan.
Perusahaan layanan pesan instan tersebut, berupaya mengeksplorasi upaya monetize melalui para pelaku bisnis. Ya, WhatsApp kini mulai cari uang melalui para pebisnis. Uji cobanya sendiri direncanakan mulai bergulir dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam perkembangan terbaru, WhatsApp mengumumkan bakal mulai menguji coba fitur-fitur yang dirasa bakal berguna untuk para pelaku bisnis yang selama ini sudah menggunakan layanannya untuk berkomunikasi dengan konsumen.
“Kami sedang membangun dan menguji aneka tool baru lewat aplikasi WhatsApp business untuk perusahaan kecil dan solusi enterprise untuk perusahaan berskala besar dengan basis pelanggan global,” tulis WhatsApp dalam sebuah posting blog.
Berbagai contoh pelaku bisnis yang disasar WhatsApp, mulai dari toko roti dan pakaian lokal untuk usaha kecil, hingga maskapai penerbangan, situs e-commerce, dan perbankan untuk perusahaan berskala besar.
Ke depan, layanan WhastApp bisa dipakai untuk memudahkan komunikasi dengan pelanggan, misalnya memberikan statement tertulis, konfirmasi pengiriman barang, dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya.
“Kami tahu masing-masing bisnis punya kebutuhan berbeda. Misalnya, mereka ingin official presence -profil yang terverifikasi sehingga mudah diidentifikasi dan dibedakan dari orang lain- serta cara yang lebih mudah untuk merespons pesan (dari pelanggan),” tulisnya.
Dirangkum dari Reuters, Rabu (6/9/2017), WhatsApp diketahui sudah memulai pilot program yang menambahkan badge berwarna hijau untuk menandai akun perusahaan yang sudah diverifikasi. Ada juga aplikasi WhatsApp Business yang khusus ditujukan bagi pelaku usaha.
Menurut Chief Operating Officer WhatsApp Matt Idema, bahwa pihaknya berencana menarik biaya langganan dari para pelaku bisnis sebagai salah satu sumber pemasukan. Namun, dia mengaku belum bisa memberikan informasi lebih jauh soal seperti apa persisnya fitur-fitur berbayar tersebut. “Kami masih memikirkan detail-detail monetisasinya,” tandas Idema.[Sam]