POLITICS

Pengamat Perludem Minta Panelis Debat Pilpres Harus Netral

Sabtu, 1 Desember 2018

Indonesiaplus.id – Aturan debat capres-cawapres agar berlangsung dinamis dan adil dalam memaparkan visi-misi Perludemkembali ditegaskan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Penyelenggara pemilu harus membatasi keikutsertaan parpol serta memilih peserta diskusi (panelis) yang netral demi mewujudkan suasana kondusif, tanpa diwarnai kericuhan antarpendukung kandidat.

“Saya kira KPU harus mampu mengelola debat capres-cawapres dengan dinamis, ” ujar Peneliti Perludem Usep Hasan Sadikin di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Debat, kata Hasan, akan berlangsung lima kali, dimulai 17 Januari, 17 Februari, 17 Maret, 30 Maret, dan 13 April. KPU harus sebisa mungkin berkoordinasi dengan televisi yang menyiarkan.

Pilpres 2019, dana debat ada yang dibiayai KPU dari APBN, ada pula yang digelontorkan stasiun televisi dari iklan. Debat, penting mengedepankan gagasan capres-cawapres.

“Dilihat dari segi kebutuhan, debat bertujuan mencari tahu kualitas tiap individu capres-cawapres. KPU juga perlu mempertimbangkan debat langsung antara capres Joko Widodo vs Prabowo Subianto. Cawapres Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, berperan menjadi pembela,” katanya.

Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia Kaka Suminta mengatakan, bahwa KPU harus bisa menghasilkan debat berkualitas dan mampu mencapai segala lini masyarakat. Sebab, debat merupakan salah
satu sarana pendidikan politik terhadap pemilih.

“Terpenting KPU harus membuat format debat mengarah pada pemaparan visi misi masing-masing paslon. Sehingga, debat merupakan tolok ukur menilai secara objektif capres-cawapres. Kebijakan sosial ekonomi dan
politik baik di dalam maupun luar negeri harus dikupas tuntas,” tandasnya. 

Sementara itu, Ketua KPU RI Arief Budiman memastikan penyelenggara pemilu akan merampungkan format dan skema debat Pilpres 2019. Juga, KPU sudah jalin kesepahaman dengan sejumlah televisi untuk penyiaran.

“Debat bakal berlangsung di dua kota, yakni Jakarta dan Surabaya. Di luar Jawa, energinya terlalu besar. Hal paling penting, pesan dan informasi debat sampai kepada pemilih,” pungkasnya.[mus]

Related Articles

Back to top button