Komisi I DPR Minta KPI Agar Selektif Pilih Penceramah di Televisi
Kamis, 7 Desember 2017
Indonesiaplus.id – Pengelola stasiun televisi agar lebih selektif menghadirkan pendakwah untuk memberikan tausiah atau ceramah publik.
Hal tersebut bercermin dari tayangan salah satu stasiun televisi swasta yang pendakwahnya melakukan kesalahan fatal ketika menuliskan ayat Alquran.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Arwani Thomafi mengaku prihatin dengan kualitas tayangan di frekuensi milik publik.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus melakukan langkah cepat, tegas dan konkret menindaklanjuti tayangan tersebut karena telah meresahkan masyarakat.
“Stasiun televisi harus lebih selektif dalam menghadirkan pendakwah dalam menyampaikan taushiyah atau ceramah ke publik. Tidak hanya mengejar rating semata. Stasiun televisi harus mengetahui secara detil riwayat pendidikan penceramah,” ujar Arwani, dalam siaran tertulisnya, Kamis (7/12/2017).
Di Indonesia terdapat ribuan pesantren sebagai wadah pencetak pendakwah yang ahli di bidangnya namun di satu sisi tampak stasiun televisi tidak selektif dalam memilih penceramah. Setidaknya penceramah itu harus jelas riwayat pendidikannya seperti alumni pesantren, alumni perguruan tinggi keagamaan.
Selain itu, Arwani meminta kepada KPI untuk melakukan audit terhadap acara-acara di televisi yang berisi ceramah keagamaan khususnya Islam. Audit tersebut terkait dengan siapa yang menjadi pengisi acara tersebut dilihat dari kapasitas dan kapabilitas pengisi acara.
“KPI dapat menggandeng MUI atau lembaga kredibel lain untuk mengaudit pengisi acara. Peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting untuk menghadirkan tayangan yang berkualitas dan mencerahkan pemirsa,” tandasnya.[Sap]