Hingga Hari Ini, Total Bantuan Kemensos Rp 5,5 Miliar
Jumat, 9 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Kementerian Sosial telah menyalurkan paket bantuan bagi korban bencana gempa, berupa stok logistic, bantuan korban luka berat, kids ware, family kids dan sandang.
“Sebanyak 96 ahli waris menerima Bantuan Santunan Kematian (BSK) masing-masing Rp 15 juta dan 153 korban luka berat menerima masing-masing Rp 5 juta, tadi Alhamdulillah Presiden berkenan menyerahkan, ” ujar Mensos di lokasi pengungsian di Masjid Ringblang, Kecamatan Merudeu, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, Jumat (9/12/2016).
BSK dan luka berat, kata Mensos, tadi berjumlah Rp 2,2 miliar, ditambah stok kebutuhan logistic Rp 2 miliar, peralatan sekolah Rp 75 juta, bantuan sandang Rp 110 juta, kids ware, family kids dan psikososial Rp Rp 115 juta, jadi total bantuan Rp 5,5 miliar.
“Hingga hari ini, total paket bantuan Kementerian Sosial Rp 5,5 miliar. Semoga berbagai bantuan tersebut bisa bermanfaat dan membantu. Tentu saja, tidak seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan mereka, ” ucapnya.
Pada kondisi tersebut, sudah pasti dibutuhan peran serta dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda) provinsi dan kabupaten/kota, dinas sosial, relawan, serta masyarakat.
“Bagi warga yang menjadi korban bencana, baik yang berada di Pidie Jaya, sebagian di Bireun dan Sigli agar diberikan kesabaran dan ketabahan, didorong dan dimotivasi untuk melanjutkan kehiudpan mereka, ” katanya.
Selain itu, Kementerian Sosial menerjunkan tim trauma healing dan trauma konseling secara bertahap yang disesuaikan kebutuhan. Tahap pertama, 13 orang dipimpin Kak Seto; Tahap kedua, sore ini dipimpin Kak Heni; serta tahap ketiga, tadi berangkat dengan Mensos.
“Selama 14 hari ke depan, tim trauma healing dan trauma konseling langsung bekerja pada titik-titik pengungsian dan terus berkoordniasi dengan tim yang berada di lapangan, ” tandasnya.
Kehadiran tim trauma healing dan trauma konseling disambut positif para ibu. Bahkan, mereka meminta agar tidak 14 hari bekerja, melainkan terus dilanjutkan seiring dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Para ibu antusias sekali tadi menyambut tim trauma healing dan trauma konseling dan meminta agar tim tidak hanya bertugas 14 hari. Tentu akan dipertimbangkan disesuaikan kebutuhan dan situasi di lapangan, ” tegasnya.
Kepada Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten Pide diminta agar terus memonitor tak hanya kebutuhan psikososial warga yang menjadi korban, tapi juga terkait bantuan peralatan sekolah, sandang, kids ware, family ware dan selimut.
“Lokasi ini 1 dari 21 tempat pengungsian, 1 dari 7 tempat yang dikoordinasikan Kementerian Sosial. Juga, di sini menjadi lokasi pengungsian terbesar dengan jumlah anak-anak 250 orang, ” katanya.
Sebetulnya tidak semua rumah warga yang mengungsi itu terdampak bencana gempa bumi. Melainkan trauma dengan kejadian gempa yang masih terjadi gempa susulan, sehingga memutuskan di lokasi pengungsian.
“Bapak-bapak berada di masjid, ibu-ibu dan anak-anak tinggal di tenda-tenda disamping masjid, mereka merasa lebih aman tinggal di lokasi pengungsian, ” pungkasnya.[Hmd]