NATIONAL

Anggaran Terbatas, Kemensos Gandeng Public Private Partnership dan IPWL

Jumat, 3 Februari 2017

Indonesiaplus.id – Korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini tembus 5,8 juta orang. Salah satu cara mengatasinya, Presiden telah memerintahkan untuk melakukan rehabilitasi sosial.

“5,8 juta jumlah yang sangat besar. Presiden nyatakan Januari 2015, Indonesia darurat narkoba dan memerintahkan rehabilitasi terhadap para korban narkoba, ” ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai meresmikan Institusi Penerima Wajib Lapor(IPWL) di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (3/2/2017).

Untuk merehabilitasi sebanyak itu, tentu dibutuhkan anggaran sangat besar. Kementerian Sosial menjalin kemitraan dengan public private sector dan IPWL, baik perorangan maupun kelembagaan.

“Anggaran di Direktorat Jendaral Rehabilitasi Sosial terbatas. Maka, kami menjalin kemitraan dengan public private sector dan IPWL untuk merehabilitasi sosial terhadap para korban narkoba, ” katanya.

Sementara itu, untuk penguatan secara kelembagaan terhadap IPWL, yaitu dilakukan dengan mengakreditasi dan membuat standar nasional dalam pelayanan rehabilitasi sosial.

“Kami tengah menyiapkan finalisasi untuk standar nasional pengelolaan IPWL yang wajib diterapkan, khususnya bagi IPWL yang memberikan pelayanan rehabsos narkoba, ” tandasnya.

Dari 160 IPWL yang ada, hanya 7 milik Kementerian Sosial dan sisanya milik Unit Pelayanan Teknis Daerah(UPTD), serta sebagian besar milik elemen masyarakat.

“Pelayanan rehabsos di internal IPWL mampu menampung 100 orang korban narkoba. Namun, IPWL juga berfungsi untuk melakukan penjangkauan ke luar dan jumlahnya bisa lebih besar dari yang di dalam, ” tegasnya.

Perlu diingat bahwa narkotika tidak pandang usia dan latar belakang sosial, dewasa maupun balita. Misalnya, menimpa seorang mahasiswa, pekerja, akademisi hingga masyarakat bawah.

“Alangkah lebih baik rehabilitasi sosial lebih tepat dengan penjangkauan dan tidak tinggal di panti,” terangnya.

Dalam proses rehabilitasi sosial yang tidak kalah penting, yaitu setiap hari konsisten datang ke panti, sebagai latihan untuk membangun komitmen dan harus terus menerus dilakukan mengingat jumlah korban yang sangat banyak.[Hmd]

Related Articles

Back to top button