Di Pulau Morotai, Pendekar Inspiratif Ajarkan Siswa Jiwa Persatuan

Rabu, 7 November 2018
Indonesiaplus.id – Bertempat di Aula Kantor Bupati Pulau Morotai, Jalan Soesilo Bambang Yudhoyono, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, digelar penguatan Pendidikan Karakter (Pendekar Inspriratif) 2018 melalui media Inspiratif.
Kegiatan terselenggara atas kerja sama yang baik antara Direktorat Sejarah, Direktorat Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai.
“Pendekar Inspiratif 2018 diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi pelajar di daerah untuk nonton bareng (nobar) film berkualitas, sehingga bisa menginspirasi dan merangsang pelajar berdiskusi terkait nilai-nilai dari film yang diputar, ” ujar Wakil Bupati Pulau Morotai, Asrun Pamoda.
Sambutan dari Kemendikbud diwakili oleh Kasubdit Internalisasi Nilai Sejarah, Edy Suwardi, bahwa kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter bangsa bagi pelajar dengan menggunakan media inspiratif, yaitu film berkualitas.
Kondisi Pulau Morotai menyimpan banyak sejarah terkait Perang Dunia ke-II. Juga, kaya dengan potensi wisata bahari dan menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata arahan dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Dihadiri 750 peserta terdiri dari 350 guru dan 400 siswa. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi untuk guru pagi hari dan sesi siswa siang hari.
Sesi guru, diputarkan film berjudul “Sokola Rimba” dan “Cahaya dari Timur: Beta Maluku” untuk sesi siswa. Dalam film “Sokola Rimba” bercerita tokoh Butet Manurung yang bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi.
Ia menghabiskan hari-harinya dengan mengajar baca tulis dan menghitung bagi anak-anak warga suku anak dalam atau yang dikenal sebagai Orang Rimba. Mereka tinggal di hulu Sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Sedangkan di film “Cahaya dari Timur” dengan durasi 190 menit menceritakan tentang Perjuangan Sani Tawainella (Chicco Jerikho), mantan pemain sepak bola yang berakhir menjadi seorang tukang ojek.
Sani berjuang menghidupi keluarga dan bertahan di tengah situasi konflik yang serba tidak menentu. Selain itu, ia menyaksikan anak-anak di Tulehu-Passo terseret arus konflik dan dendam.
Lalu, Sani bertekad melatih anak-anak bermain sepak bola agar tidak terlibat dalam konflik. Tokoh lain adalah Salim Ohorela (Bebeto Leutually) atau akrab disapa “Salembe” paling menonjol di antara teman-temannya, tetapi sikap tidak disiplin sering membuatnya terganjal persoalan.
Salembe adalah anak yang keras hati. Nah, di film ini lekat unsur pendidikan karakter dan nilai-nilai kepribadian anak dan remaja. Berbagai sifat mulia, seperti tanggungjawab, disiplin, kerjasama, toleransi, dan saling menghargai dan menjauhi konflik.
Usai pemutaran film dibuka sesi dialog dengan menghadirkan narasumber Edy Suwardi, Bahrun (pakar pendidikan Kab. Pulau Morotai), Rukman Rosadi, salah satu pemain film “Sokola Rimba”, Bebeto Leutually dan F. Revi Dara, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai.
Sesi dialog pertama, Rukman Rosadi – karib disapa Mas Rosa — menyampaikan pentingnya para guru agar tak sekedar mengajar, tapi juga harus mendengarkan pendapat, mendekati dan mengetahui “bahasa” anak didik untuk mengetahui sifat dan karaktenya.
Berdasarkan pengalaman dirinya, di dunia Seni siswa nakal biasanya cerdas dan kreatif, hampir semua orang hebat adalah rebel atau siswa pemberontak tetapi kurang diperhatikan, didengarkan pendapatnya dan diberikan kesempatan dan bimbingan.
Dialog Sesi Kedua, para siswa sangat antusias karena tokoh utama film “Cahaya Dari Timur” Bebeto Leutually hadir. Para siswa Bebeto menceritakan pentingnya menjaga persatuan sesama saudara sebangsa dan setanah air, karena dengan bersatu dan bekerjasama bisa meraih impian.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pulau Morotai berpesan kepada para siswa bahwa semua berbeda, tidak sama dan tidak harus sama, perbedan bukan kesalahan namun perbedaan itulah yang tuhan ciptakan.
“Perbedaan itu kita butuhkan untuk saling bekerjasama, lupakanlah keburukan di masa lalu, fokuslah meraih masa depan, ” katanya, sekaligus menutup dialog.[mor]