Cara Jitu Kurangi Depresi Akibat Kelamaan Berselancar di Media Sosial
Selasa, 9 Januari 2018
Indonesiaplus.id – Manfaat media sosial tidak perlu dipertanyakan lagi di zaman now. Meskipun memiliki segudang manfaat, penggunaan media sosial berlebihan dapat menyebabkan depresi fobia ketinggalan berita di jejaring sosial atau FOMO.
Hal tersebut terbukti melalui studi pada 2015 terkait dampak penggunaan media sosial secara terus menerus.
Studi menyebutkan terlalu lama menjelajah media sosial bisa memanipulasi kerja otak, yang akan memicu seseorang memiliki tingkat pengendalian diri yang rendah, harga diri rendah, spekulasi berlebih terhadap diri sendiri, bahkan sampai lebih memikirkan orang lain daripada diri sendiri.
Namun, tidak perlu khawatir, seperti dilansir Medical Daily, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi media sosial. Seperti apa caranya? Berikut penjelasannya:
Perlu batasi waktu penggunaan
Penulis buku How To Prevent Social Media Depression, Nicola Brown, menyarankan agar selalu mencatat waktu yang dihabiskan untuk bermain media sosial setiap hari selama seminggu, dan cobalah untuk membatasinya.
Misalnya, jika kamu menghabiskan dua jam setiap hari di media sosial, cobalah untuk menguranginya hingga satu jam per hari. Jika dirasa sulit, cobalah untuk membatasi penggunaannya dengan mengurangi komunikasi lewat media sosial agar tidak dibanjiri notifikasi yang dapat menggoyahkan niatmu.
Bisa ubah kebiasaan penggunaannya
Dampak media sosial bisa menyebabkan seseorang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Hal itulah yang dapat mencetuskan rasa iri dan berujung pada depresi.
Dengan membatasi penggunaan media sosial dan mengubahnya dengan melakukan interaksi secara langsung dapat menurunkan risiko akibat media sosial. Sehingga tak hanya itu, cara tersebut juga dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadapnya.
Bisa dapatkan informasi dari sumber lain
Diakui bahwa mencari tahu sebuah informasi lewat media sosial lebih fleksibel. Namun hal itu bisa membuatmu keasikan berselancar di media sosial hingga lupa waktu.
Saran Nicola agar menggunakan cara lain untuk mencari tahu informasi, namun tak bersinggungan dengan media sosial. Misalnya membaca koran, menonton televisi, atau mendengarkan radio.[Was]