WFP – UNCHR: Krisis Pangan Ancam Dua Juta Pengungsi Afrika
Selasa, 21 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Kekurangan akut dalam bantuan pangan mempengaruhi tak kurang dari dua juta pengungsi di 10 negara Afrika.
Dua badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Senin (20/2/2017) memperingatkan, dalam satu pernyataan bersama, bahwa Program Pangan Dunia (WFP) dan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) kekurangan tersebut dapat bertambah parah dalam beberapa bulan ke depan tanpa sumber daya baru untuk memenuhi kebutuhan pangan.
“Untuk mendapatkan hak memperoleh makanan adalah hak dasar manusia. Kami bekerja sama dengan WFP untuk menjamin tak ada pengungsi yang tidur dalam keadaan lapar, tapi dukungan harus datang secepatnya,” ujar pemimpin UNHCR Filippo Grandi di dalam pernyataan tersebut.
Menurut kedua badan dunia tersebut, jatah makanan telah dipangkas secara dramatis, dalam sebagian kasus sampai 50 persen, dalam operasi besar termasuk di Kamerun, Chad, Kenya, Mauritania, Sudan Selatan dan Uganda.
Dampaknya terhadap para pengungsi di Burkina Faso, Djibouti, Burundi dan Ethiopia telah menghadapi pengurangan komoditas termasuk makanan yang dilengkapi dengan campuran gizi, yang diperlukan untuk menjamin kualitas makanan yang layak.
“Para pengungsi sangat ulet, tapi pengurangan bantuan pangan, kadangkala sebanyak 50 persen, memiliki dampak yang menghancurkan pada kesehatan dan gizi ribuan keluarga,” katanya.
Kondisi ini membuat UNHCR dan WFP prihatin dengan pemotongan berkelanjutan terhadap bantuan pangan akan memiliki konsekuensi parah yang berkaitan dengan perlindungan gizi. Sementara pengungsi berusaha mengatasinya dengan mengurangi makan, mengeluarkan anak mereka dari sekolah agar tinggal di rumah atau bekerja dan menjual aset keluarga.
Data UNHCR menyatakan, bahwa jumlah pengungsi di Afrika hampir dua-kali lipat dari 2,6 juta pada 2011 jadi hampir lima juta pada 2016.
Sementara itu, Kepala kedua lembaga tersebut memperingatkan kekurangan pangan akan memiliki konsekuensi buruk pada kesehatan dan perlindungan orang yang rentan, jika dukungan lebih banyak tidak segera diperoleh.
Sedangkan Direktur Pelaksana WFP Ertharin Cousin mengatakan, donor telah sangat baik hati dalam menghadapi kebutuhan global yang tak pernah ada sebelumnya tapi menambahkan tak ada pengungsi yang layak ditinggalkan dan diberikan.
“Perlu diingat bahwa terdapat jutaan pengungsi bergantung atas makanan dari WFP dan pekerjaan kami ialah menangani dan mencegah gizi buruk tetap hidup. Tapi di Afrika mereka menghadapi ancaman diselimuti oleh banyak krisis besar di tempat lain,” tandasnya.
Kedua badan PBB itu menandaskan, bahwa kondisi gizi bagi para pengungsi tersebut sebelum pengurangan bantuan pangan sudah mengkhawatirkan dan apalagi sekarang bertambah sangat parah.[Sap]