GLOBAL

Sistem Rudal Baru Rusia Minta Dihancurkan oleh Ameria Serikat

Senin, 21 Januari 2019

Indonesiaplus.id – Sistem rudal jelajah baru milik Rusia diminta Amerika Serikat (AS) agar dihancurkan.

Menurut Washington bahwa itu merupakan pelanggaran langsung dan terus-menerus terhadap Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah atau INF dan menuduh Moskow mengganggu stabilitas keamanan global.

Duta Besar Perlucutan Senjata AS, Robert Wood, mengatakan, bahwa sistem itu mampu membawa hulu ledak konvensional dan nuklir, sekaligus mewakili ancaman kuat dan langsung ke Eropa dan Asia karena memiliki jangkauan 500 hingga 1.500 kilometer.

“AS semakin menemukan Rusia tidak dapat dipercaya mematuhi kewajiban pengawasan persenjataannya dan tindakan koersif dan memfitnahnya di seluruh dunia telah meningkatkan ketegangan,” ujar Wood dalam sebuah pernyataan dilansir Reuters, Senin (21/1/2019).

Menurut Wood, Rusia telah melakukan uji terbang terhadap rudal ilegal yang dikenal sebagai SSC-8 atau 9M729, dan tidak mengambil langkah konkret untuk memenuhi pakta INF.

“Rusia harus memusnahkan semua rudal SSC-8, peluncur dan peralatan terkait agar kembali mematuhi Perjanjian INF,” ujarnya.

Selain itu, ia menegaskan kembali rencana administrasi Donald Trump untuk menarik diri dari pakta 1987 pada awal Februari.

Wood mengecam dukungan Rusia untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan memberikan Iran dengan persenjataan canggih seperti sistem pertahanan rudal S-300.

Sebelumnya, Rusia menuturkan, bahwa AS belum memberikan bukti spesifik kepada Rusia untuk mendukung klaimnya bahwa sistem rudal 9M729 melanggar Perjanjian INF.

Sistem 9M729 kami belum pernah diuji rentang yang dilarang oleh kontrak. Kami tidak melihat alasan lain mengapa Amerika Serikat akan mengajukan klaim kepada kami mengenai perjanjian dan secara khusus mengenai sistem ini.

“AS tidak dapat memberi kami alasan spesifik mengapa disimpulkan bahwa rudal ini tidak memenuhi persyaratan perjanjian,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov.[fat]

Related Articles

Back to top button