GLOBAL

Racun Perenggut Nyawa Pembantai Muslim Bosnia, Jenis Apa?

Minggu, 3 Desember 2017

Indonesiaplus.id – Racun yang ditenggak penjahat Perang Bosnia Slobodan Praljak saat menjalani persidangan banding di Mahkamah Kriminal Internasional untuk Eks Yugoslavia (ICTY) di Den Haag tengah diteliti otoritas di Belanda.

Hasil penelitian post-mortem menunjukkan sianida ada di dalam tubuh bekas petinggi militer Kroasia yang diadili karena membantai warga muslim Bosnia itu.

Praljak tewas pada Rabu (29/11/2017) usai menenggak cairan hitam dalam botol kecil usai permohonan bandingnya ditolak. Mantan komandan perang pasukan Kroasia berusia 72 tahun itu menolak putusan yang menghukumnya dengan penjara selama 20 tahun.

Tak lama setelah meminum cairan hitam dalam botol kecil, Praljak langsung terkulai. Menurut jaksa penuntut di Belanda, mantan wakil menteri pertahanan Republik Kroasia itu diduga meninggal akibat kegagalan jantung setelah menelan potasium sianida.

“Hasil awal tes toksikologi menunjukkan Pak Praljak memiliki konsentrasi potasium sianida dalam darahnya. Ini yang menyebabkan kegagalan jantung yang diduga merenggut nyawanya,” ujar pernyataan Kantor Jaksa Publik Den Haag.

Dia usai meminum cairan beracun lantas berteriak di pengadilan. “Saya bukan penjahat perang, saya menentang putusan ini,” katanya di depan persidangan.

Usai terkulai, Praljak langsung dilarikan ke Westeinde Hospital di Den Haag. Namun, nyawanya tak tertolong lagi. Kini, pertanyaannya bukan jenis racun yang ditelan Praljak. Yang jadi persoalan adalah bagaimana Praljak bisa memperoleh cairan mematikan untuk bunuh diri di depan persidangan.

Pada 2013, Praljak bersama lima mantan politikus dan pejabat pertahanan Kroasia dinyatakan terbukti melakukan pembersihan etnis. Pengadilan menjatuhkan hukuman 20 tahun untuk Praljak.

Dakwaan untuk Praljak adalah pembunuhan secara sengaja, serangan seksual, pendeportasian dan penangkapan terhadap warga sipil secara ilegal, pelanggaran hukum perang, perlakuan kejam dan teror terhadap warga sipil, serta kejahatan melawan kemanusian termasuk persekusi berdasar perbedaan politik, ras, agama, hingga pemerkosaan dan pemenjaraan yang tak manusiawi.[Fat]

Related Articles

Back to top button