GLOBAL

Presiden Trump: Peringatan Keras Tak Cukup Bagi Korea Utara

Kamis, 11 Agustus 2017

Indonesiaplus.id – Peringatan keras disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Korea Utara, Kamis (10/8/2017).

Berbicara di samping Wakil Presiden Mike Pence di lokasi liburannya di New Jersey, Trump mengatakan, ancaman hujan api dan kemarahan mungkin tak cukup ampuh untuk Korut.

Selain itu, Trump mengatakan, China dapat melakukan lebih banyak peran dalam menekan Pyongyang untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.

Juga, menanggapi komentar Korut yang menyubut peringatannya sebagai omong kosong. Trump kembali berkata kepada wartawan, “mungkin memang peringaan semacam itu tak cukup bagi mereka.” “Mereka sudah lama melakukan ini di negara kita, bertahun-tahun,” kata Trump, seperti dikutip AFP.

“Sudah saatnya seseorang maju membela warga di negara ini dan juga warga di negara lain. Jadi mungkin memang kata-kata tak lagi cukup kuat untuk mereka,” tandasnya.

Sebelumnya, Trump sudah memperingatkan Korut bahwa mereka berada di bawah ancaman balasan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Hal itu terjadi jika Pyongyang melanjutkan program nuklirnya.

Kondisi tersebut mendorong Pyongyang untuk mengancam serangan rudal ke Guam, wilayah kecil AS di Pasifik yang merupakan tempat fasilitas udara dan angkatan laut.

Perang komentar sengit antara AS dan Korut terus memuncak. Muncul pula sikap beragam dari para pembantu Trump. Namun, Trump terlihat berusaha meluruskan kondisi itu dengan menegaskan bahwa tidak ada sikap yang beragam di kubu AS.

Trump malah menegaskan, seharusnya Korut sudah sangat-sangat gugup. “Karena hal-hal itu akan terjadi pada mereka seperti yang tidak pernah mereka duga, oke?” ucapnya.

Trump mengatakan bahwa AS tetap terbuka untuk pintu negosiasi, dan sekali lagi menyarankan China melakukan lebih banyak hal untuk membawa sekutunya itu ke jalur tersebut. “Saya pikir China bisa melakukan lebih banyak peran,” cetus Trump lagi.

“Saya akan memberitahu Anda ini, Korut lebih baik segera mengakhiri ini atau mereka akan berada dalam masalah seperti beberapa negara yang pernah bermasalah di dunia ini,” katanya.[Fat]

Related Articles

Back to top button