PM Slovakia Desak Pemimpin Eropa Hentikan Referendum
Selasa, 3 Januari 2017
Indonesiaplus.id – Beberapa negara Eropa menggelar referendum domestik pada tahun lalu. Setidaknya, ada dua negara besar Benua Biru, Inggris dan Italia mengadakan pemungutan suara demi menyelesaikan masalah internalnya.
Menanggapi fenomena tersebut, Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico mengeluarkan pernyataan keras dan mendesak seluruh pemimpin Eropa menghentikan permintaan menggelar pemungutan suara.
Menurut Fico, desakannya punya dasar kuat. Pasalnya, referendum untuk menyelesaikan masalah internal menciptakan bahaya bagi Organisasi Uni Eropa (UE) dan mata uang Euro.
“Saya minta pemimpin negara anggota UE untuk berhenti melakukan petualangannya seperti referendum di Inggris dan Italia,” ujar Fico dikutip dari Reuters, Selasa (2/1/2016).
“Inggris bukan negara zona Eropa, sementara Italia punya efek besar dalam sektor perbankan, coba bayangkan apa yang bisa kita lakukan jika Italia menggelar referendum untuk memutuskan apakah mereka mau menggunakan Euro apa tidak,” tambah Fico.
Komentar dari Fico ini selain sebagai bentuk kritik, juga pertanda kalau referendum yang diminta beberapa kelompok di negaranya tak akan digelar.
Sebelumnya, salah satu partai Slovakia yang dikenal dengan far-right political party menginisiasi pengeluaran petisi meminta pemerintah menggelar pemungutan suara terkait keanggotaan mereka di UE dan NATO.
Petisi ditandatangani 350 ribu warga. Namun, jumlah itu tidak mencapai setengah populasi negara Eropa Timur. Pada 2003, masuknya Slovakia ke dalam UE ditentukan dengan referendum. Saat itu, 90 persen warga negara tersebut setuju untuk bergabung dengan Uni Eropa.[Fat]