GLOBAL

Pilot Uni Soviet Sergei Pantelyuk Diyakini Tewas, Ternyata Masih Hidup

Sabtu, 2 Juni 2018

Indonesiaplus.id – 30 tahun silam, seorang pilot Rusia (eks Uni Soviet), yang diyakini tewas saat jet tempurnya ditembak jatuh di Afghanistan. Ternyata ditemukan dan masih hidup dan menyatakan ingin pulang.

‘’Sangat menakjubkan dan saat ini ia butuh bantuan,” ujar kepala satuan penerjun payung (paratroopers) Valery Vostrotin kepada Kantor Berita RIA Novosti, Jumat (1/6/2018).

Menurut Vostrotin, yang juga pemimpin di kubu Rusia dalam komisi bersama Rusia-AS untuk melacak tahanan perang dan tentara hilang saat bertugas (MIA), menolak menyebutkan nama pilot mujur itu dengan dalih kerahasiaan.

Deputi Kepala Persaudaraan Pertempuran, organisasi veteran perang, Vyacheslav Kalinin, memperkirakan eks pilot mujur itu seorang lelaki yang diperkirakan berusia lebih dari 60 tahun dan pesawatnya rontok pada 1987.

Dimungkinkan ia berada di Pakistan — lokasi sejumlah kamp Afghanistan untuk tahanan perang. Sedangkan menurut catatan RIA Novosti, selama peperangan 1979 hingga 1989, sebanyak 125 pesawat Uni Soviet ditembak jatuh di Afghanistan.

Saat pasukan Soviet mundur dari negara itu pada 1989, sekitar 300 tentara dinyatakan hilang. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 orang ditemukan dan telah kembali ke negara asalnya.

Sejalan penuturan Kalinin, harian bisnis Kommersant menyebutkan, satu-satunya pilot Soviet yang hilang pada 1987 adalah Sergei Pantelyuk dari Wilayah Rostov, belahan selatan Rusia. Ia dan pesawatnya raib setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Bagram, arah utara dari Ibu Kota Kabul yang kini menjadi pangkalan AS.

Kepala organisasi veteran di Rostov mengatakan, ibu dan saudara perempuan Pantelyuk masih hidup. Tabloid Komsomolskaya Pravda juga melacak putri Pantelyuk yang kini berusia 31 tahun. Ia lahir beberapa bulan sebelum ayahnya dinyatakan hilang.

Sementara itu, Kepada RIA Novosti, Senator Frants Klintsevich mengatakan, kasus seperti ini sudah pernah terjadi.

Ia mengaku pernah bertemu seorang eks tentara Soviet dalam perjalanan ke Afghanistan beberapa tahun lalu. Eks tentara itu menolak menyebutkan nama, sulit berbicara dalam bahasa Rusia, dan mengatakan terlambat sudah jika harus pulang.

Mantan tentara Soviet Bakhretdin Khakimov, saat diwawancarai AFP pada 2015, termasuk salah satu yang memilih tetap tinggal di Afghanistan. Ia mengenang, saat perang dirinya terluka dan dirawat penduduk lokal. Khakimov lantas memeluk agama Islam.

‘’Saya bertahan di Afghanistan karena rakyat Afghan adalah orang-orang yang sangat ramah serta bersahabat,” tandas Khakimov saat itu.[Fat]

Related Articles

Back to top button