Mahfuz: Konferensi Palestina Bulat Dukung Palestina Merdeka
Rabu, 22 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Hari pertama konferensi tentang Palestina berlangsung panas di Ibu Kota Iran, Teheran.
Konferensi Internasional ke-6 tentang Palestina dibuka Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Konferensi berlangsung hingga Rabu (22/2). Konferensi diikuti 700 peserta dari 70 negara.
“Dalam pidato konferensi itu, Ali Khamenei memicu pernyataan pembicara berikutnya,” ujar Anggota Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik, Selasa (21/2/2017).
Pidato pembukaan Ali Khamenei, kata Mahfuz, mempertanyakan semua upaya perundingan damai dan diplomasi yang sudah puluhan tahun tanpa hasil. Sebaliknya, kondisi Israel yang secara terbuka menganeksasi tanah rakyat Palestina.
Ketua parlemen Libanon, Nabih Berri, dengan keras menyatakan bahwa ide solusi dua negara adalah kebohongan Israel. Sebab, faktanya Israel terus merampas tanah milik sah rakyat Palestina.
Pernyataan tersebut, dikuatkan dengan pernyataan Syekh Naim Kasim, tokoh pimpinan Hizbullah, yang menyerukan perlawanan bersenjata terhadap Israel.
Bahkan, semua ketua delegasi dari sekitar 80 negara sama menyuarakan protes keras terhadap pembangunan pemukiman ilegal Yahudi di atas tanah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Juga, mereka mengutuk terhadap legalisasi permukiman ilegal oleh parlemen Israel.
Begitu kuatnya protes dan kritik terhadap ide solusi dua negara juga disuarakan oleh pihak Palestina.
Menruut Ketua Parlemen Palestina, Salim Ja’nun, perlunya perlawanan berlanjut terhadap zionis Israel sebagai cara untuk mendapatkan kembali hak-hak bangsa Palestina.
Juga, pernyataan tersebut diamini wakil faksi Fatah, Hamas, dan Jihad Islam yang hadir dalam konferensi tersebut.
Sedangkan, Mahfuz Sidik menjelaskan bahwa kritik keras terhadap ide solusi dua negara muncul akibat keputusasaan terhadap upaya perundingan damai dan diplomasi politik untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
“Tentu sangat nyata bahwa proses perundingan hanya menguntungkan zionis Israel. Penguasaan mereka atas tanah Palestina bertambah terus. Sementara posisi bangsa Palestina makin terjepit. Jadi wajar jika hari ini muncul ketidakpercayaan terhadap solusi dua negara,” tandas Mahfuz.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, yang menjadi ketua delegasi, dalam pidatonya di sesi pleno juga tidak mengangkat solusi dua negara.
“Kondisi dan situasi psiko-politiknya tidak mendukung. Maka, kita hanya pertegas perlunya percepatan perwujudan Palestina merdeka dan berdaulat, serta keharusan Israel mundur dari semua wilayah pendudukan pasca 1967, ” katanya.
Dalam konferensi ini nampak kecenderungan untuk mendorong perlawanan berlanjut bangsa Palestina terhadap Israel.
Sedangkan, pihak Palestina sendiri menyerukan dukungan kekuatan dari berbagai negara, khususnya negeri-negeri muslim, untuk melanjutkan perlawanan politik dan perlawanan bersenjata terhadap zionis Yahudi di tanah suci Palestina.[Fat]