GLOBAL

Diduga Terkait Kudeta Gagal, Pihak Berwenang Turki Tangkap 136 Orang

Jumat, 17 November 2017

Indonesiaplus.id – Sebanyak 136 orang karena diduga memiliki hubungan dengan komplotan kudeta tahun lalu ditahan pihak berewang Turki. Mereka yang ditahan tersebut merupakan mantan polisi, guru, dan tentara.

Reuters merilis, Jumat (17/11/2017), penangakapan dilakukan dalam empat operasi terpisah yang dilakukan Kamis (16/11/2017). Dari 136 orang yang ditahan, 60 di antaranya merupakan mantan pejabat keamanan di Turki.

Operasi keamanan dilakukan di beberapa wilayah. Selain di Ibu Kota Turki, Ankara, operasi penangkapan ini juga digelar di 30 provinsi. Dalam operasi di Diyarbakir dan 26 provinsi lainnya, otoritas berwenang Turki berhasil menangkap 55 tentara. Kini, mereka masih mencari satu tersangka lagi.

Kini, enam orang yang ditangkap ditahan di Provinsi Samsun Utara dan Karabuk. Sementara 15 guru ditahan di Ankara. Mereka ditangkap karena diduga menggunakan aplikasi pesan terenkripsi, ByLock, yang menurut pemerintah digunakan oleh jaringan ulama yang berada di Amerika Serikat (AS), yakni Fethullah Gulen.

Selain itu, pemerintah Turki menuduh Gulen menjadi dalang atas kudeta yang gagal pada Juli 2016 itu. Namun, Gulen membantah terlibat dalam kudeta tersebut. Usai kudeta yang gagal itu terjadi, pemerintah Turki memang terus melakukan tindakan.

Lebih dari 50 ribu orang, termasuk polisi, pasukan militer, dan pegawai negeri sipil, telah ditangkap dan dipenjara. Kini, mereka tengah menunggu jadwal persidangan. Sementara 150 ribu orang lainnya, dipecat atau diskors dari jabatannya karena dianggap terlibat dalam peristiwa itu.

Tindakan keras ini telah membuat khawatir sekutu Turki, yaitu Barat dan kelompok hak asasi manusia. Mereka menuding Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menggunakan kudeta tersebut sebagai dalih untuk memberangus perbedaan pendapat.

Tuduhan tersebut telah ditolak oleh pemerintah Turki. Mereka mengatakan langkah-langkah itu diambil dalam peraturan darurat yang diberlakukan setelah kudeta. Hal ini diperlukan karena ancaman keamanan yang bisa saja kembali terjadi di Turki.[Fat]

Related Articles

Back to top button