GLOBAL

‘Agen’ Butina Ditangkap di AS, Pemerintah Moskow Kecam Keras

Kamis, 19 Juli 2018

Indonesiaplus.id – Kecaman disampaikan Moskow terkait penangkapan Maria Butina, warga negara Rusia, atas dakwaan bersekongkol mempengaruhi politik AS.

Pasalnya, penangkapan tersebut dinilai merendahkan ‘’hasil positif” dari pembicaraan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden AS Donald Trump di Finlandia awal pekan ini.

“Jelas ini terjadi dengan maksud utama meminimalisasi dampak positif pertemuan Helsinki antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin AS Donald Trump,” ujar Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova, Rabu (18/7).

Butina ditangkap di Washington, Minggu (15/7/2018), dan dihadirkan di pengadilan Senin (16/7), bertepatan dengan hari pertemuan Putin-Trump di Ibu Kota Finlandia itu. Penangkapan barudiumumkan ketika Trump terbang kembali ke Washington dari Helsinki.

Sementara itu di Rusia, Butina dikenal sebagai aktivis yang gigih mewujudkan hak warga memiliki senjata. Perempuan berusia 29 tahun ini diketahui memiliki hubungan dengan Alexander Torshin, pejabat senior di bank sentral Rusia yang juga mantan anggota parlemen.

Pihak Departemen Kehakiman AS mendakwa Butina sebagai agen Rusia untuk ‘’membangun relasi dengan sejumlah orang AS serta menyusup ke organisasi-organisasi yang memiliki pengaruh dalam perpolitikan AS”.

Zakharova menilai bahwa tuduhan tidak berdasar seperti itu sungguh tampak aneh. Ada kesan penangkapan oleh Biro Penyelidik Federal (FBI) semata demi motif politik karena bertepatan dengan pertemuan penting Putin-Trump.

Butina pun sekian lama tinggal secara terbuka di AS. ‘’Tidak pernah menutup diri dari siapa pun,” ujarnya.

Zakharova menyatakan, otoritas Rusia sedang berusaha mendapatkan akses untuk menemui Butina dan berupaya membebaskannya. Terkait hasil pertemuan dengan Putin, di dalam negeri Trump memanen kecaman.

Bahkan, ia dicap oleh para pengkritiknya sebagai ‘’pengkhianat” karena gagal mengonfrontasi Putin tentang tuduhan campur tangan Rusia pada Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2016.

Bantahan Putin atas tuduhan campur tangan Rusia di Pilpres AS dalam pertemuan dengan Trump di Helsinki dinilai sebagai upaya ‘’mengaburkan atau mengganjal” penyelidikan yang masih dilakukan FBI. Meski dikecam, Trump menilai pertemuan dengan Putin sukses.

Kemarin, Trump bermanuver lain yang bisa memicu kecemasan internasional. Ia meragukan sendiri komitmen AS terhadap prinsip pokok mutual defense (pertahanan bersama saling menguntungkan) NATO.

Selain itu, ia mencibir Montenegro, anggota baru aliansi tersebut, sebagai ‘’orang-orang yang sangat agresif” yang bisa menyeret NATO berperang melawan Rusia.[Fat]

Related Articles

Back to top button