Tahun 2018, 11 Bandara Dukung Navigasi Selatan Jawa
Sabtu, 27 Januari 2018
Indonesiaplus.id – Tahun ini, jalur udara selatan Jawa dikembangkan dan AirNav Indonesia akan mengembangkan teknologi navigasi udara terbaru di seluruh bandara jalur selatan Jawa agar slot tersedia banyak dan meningkatkan keselamatan penerbangan.
Di jalur selatan Jawa Bandara eksisting, yakni Bandara Adisoemarmo Solo, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Bandara Nusawiru Pangandaran, Bandara Tunggul Wulung Cilacap, Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandara Notohadinegoro Jember serta Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Keempat bandara yang masuk proses pengembangan, yakni Bandara Pandeglang Banten Selatan, Bandara Sukabumi, Bandara Kulonprogo serta Bandara Kediri atau Tulungagung.
Menurut Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto, bahwa pelayanan navigasi penerbangan pada di bandara di jalur selatan akan ditingkatkan. Teradapat tiga bandara yang menjadi perhatian, yaitu Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Bandara Wirasaba Purbalingga serta Bandara Kulonprogo Yogyakarta.
Di Tasikmalaya, tower bandara akan direnovasi dan memperbaiki peralatan navigasi. Bandara Wirasaba Purbalingga akan dikembangkan bandara baru bekerja sama dengan TNI AU, pemda, pengelola bandara, dan rencananya mulai beroperasi Desember 2019.
Sementara itu, Bandara Kulonprogo akan dialokasikan Rp 79,6 miliar untuk investasi pembangunan tower beserta peralatan fasilitas pendukungnya.
“Kami sudah membuka rute penerbangan selatan Jawa (Tango One) sejak 12 Oktober 2017. Ini rute penerbangan domestik pertama berbasis satelit,” katanya di Tasikmalaya, Jumat (26/1/2018).
Untuk rute Tango One rute domestik berbasis performance based navigation (PBN) pertama di Indonesia. Sedangkan rute berbasis PBN baru rute internasional. Dengan satelit sebagai basis utama navigasi, pengaturan lalu lintas penerbangan akan menjadi lebih presisi.
Penerbangan sipil menggunakan jalur selatan hanya mendapat slot pukul 14.00-06.00 WIB. Penerbangan militer pukul 06.00-14.00 WIB. Militer tetap dapat menggunakan rute tersebut secara fleksibel.
Jika akan menggunakan jalur ini di luar waktu ditentukan, militer akan menginfokan AirNav. Jalur akan ditutup sementara demi kepentingan militer. “Namun, jika militer tidak memiliki aktivitas pada waktu tersebut, penggunaan jalur selatan Jawa dapat kami maksimalkan untuk penerbangan sipil,” katanya.
Kepala Bagian Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Agoes Soebagio mengatakan, wilayah selatan Pulau Jawa yang membentang dari Pandeglang-Banten sampai Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai potensi sangat besar, baik dari pariwisata, jumlah penduduk, dan perekonomian lainnya.
Jumlah penduduk di wilayah selatan Jawa mencapai 40 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Pulau Jawa. Produk domestik regional bruto (PDRB) daerah selatan ini menyumbang sekitar 25 persen dari PDRB Pulau Jawa.
“Dengan bandara dan navigasi udara sudah dikembangkan, kami akan buka rute penerbangan baru yang bisa diambil maskapai, ” tandasnya.[Sal]