CLICK+

MUI Bidang Seni: Film 212 Penyejuk di Tengah Teror Bom Surabaya

Rabu, 16 Mei 2018

Indonesiaplus.id – Pemutaran Film 212: The Power of Love memberikan atmosfer dalam permasalahan terorisme atas nama agama yang terjadi di Indonesia, sehingga seluruh masyarakat layak menonton film tersebut.

“Saya dari MUI mengimbau kepada kawan-kawan mari kita menonton film ini, insya Allah tidak terjadi hal-hal memprihatinkan seperti di Surabaya. Tidak akan terjadi di Surabaya kalau kita menonton film ini, kalau menonton film ini insya Allah akan teredam,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya Islam KH Sodikun di CGV Grand Indonesia, Selasa (15/5/2018) malam.

Menurut Sodikun, film ini bukan hanya pantas ditonton oleh umat Muslim saja, tetapi seluruh warga bangsa. Film ini dinilainya tidak hanya bercerita soal agama, namun juga mengandung pesan tentang toleransi serta kisah yang luas tentang rasa cinta pada keluarga dan lingkungan.

“Dalam film ini, saya melihat tidak hanya perlu ditonton untuk saudara kita segama katakanlah agama Islam, tetapi ditonton juga untuk seluruh warga bangsa,” katanya.

Pesan moral yang terkandung dalam film ini bukan hanya untuk umat Islam tetapi sangat universal. Banyak pesan tentang cinta dan kedamaian. Selain itu, budaya Indonesia yang familiar banyak terlihat di film ini.

Film 212 dibintangi Fauzi Baadilla ini telah memiliki 300 ribu penonton dalam waktu enam hari. Selain terus meningkatnya penontonnya, jumlah bioskop yang menayangkan pun terus bertambah.
Sebelumnya hanya 68 layar yang menayangkan namun saat ini tercatat 142 layar bioskop di Indonesia menayangkan film 212: The Power of Love.

Sutradara sekaligus produser film 212: The Power of Love, Jastis Arimba, mengajak penikmat film untuk bersikap objektif. Dia berharap masyarakat tidak terlebih dahulu berasumsi sebelum menyimak sebuah karya.

“Jadi, silakan tonton dan nikmati dulu filmnya, baru setelah itu silakan menilai. Jangan berburuk sangka dulu,” ucap pria 34 tahun kelahiran Bandung itu.

Jastis tidak memiliki target tertentu terkait jumlah penonton. Dia hanya berharap film ditonton sebanyak-banyaknya orang agar pesan yang tersimpan bisa tersampaikan dengan baik.

“Tujuan kami dari film ini adala sebuah pesan moral yang ingin disampaikan agar warga bangsa lebih objektif melihat persoalan yang ada,” tandasnya.[Wan]

Related Articles

Back to top button