Wapres Minta Kematian Santri Gontor Tak Diskreditkan Pesantren
Indonesiaplus.id – Kepolisian diminta mengusut tuntas kematian santri Pondok Pesantren Modern Gontor 1, Ponorogo akibat tindak penganiayaan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap masyarakat tak mendiskreditkan pesantren karena kasus tersebut.
“Atas kejadian tersebut kita harapkan memang tidak kemudian menjadi alasan mendiskreditkan pesantren,” ujar Wapres Ma’ruf di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/9/2022).
Kepolisian, kata Maruf, diminta agar memproses hukum para pelaku penganiayaan santri asal Palembang itu. Pasalnya, tindakan pelaku telah mencoreng citra pesantren yang memberikan pendidikan agama dan akhlak mulia.
“Dulu di pesantren tidak seperti ini. Semua pesantren mendidik agar berakhlakul karimah, memberi ilmu agama dan pemahamannya, ” katanya.
Maruf meminta kasus Gontor ini menjadi perhatian agar tidak terulang lagi di pondok pesantren lain dan menjadi contoh yang harus dihindari.
“Para pelaku ini penyimpang dari ajaran pesantren. Entah kenapa pelakunya ini harusnya dibangun untuk menghormati orang lain, menghargai, mencintai,” ungkapnya.
Santri Ponpes Gontor 1 Ponorogo asal Palembang, AM (17) meninggal dunia akibat penganiayaan, Senin (22/8/2022).
Ditemukan luka lebam di sekujur tubuh jasad AM saat keluarga memaksa untuk membuka kain kafan setibanya di Palembang.
Awalnya, pihak Ponpes Gontor menutupi adanya tindak penganiayaan tersebut dengan membuat surat keterangan kematian palsu dengan menyatakan AM meninggal akibat sakit.
Hingga akhirnya, Ponpes Gontor mengakui adanya penganiayaan dan meminta maaf sempat menutupi kejadian dengan alasan menjaga perasaan keluarga AM.[yus]





