Antisipasi Cuaca Ekstem, Mensos Perintahkan Mobilisasi SDM dan Dirikan Lumbung Sosial

Indonesiaplus.id – Mengantisipasi cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan kepada seluruh jajaran di lingkungan Kementerian Sosial untuk bergerak cepat menangani bencana di sejumlah daerah yang menimbulkan kerugian materi maupun korban jiwa.
Bencana tidak hanya menimbulkan banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, atau kekeringan. Tapi juga bencana lain seperti erupsi atau letusan gunung berapi dan retakan tanah sebagaimana terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Kementerian Sosial telah memobilisasi seluruh sumber daya, baik SDM maupun bantuan logistik mengatasi dampak bencana. Mensos langsung memerintahkan para pejabat Eselon I turun langsung ke daerah di titik bencana, seperti di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian Papua.
Selain itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) berupa balai-balai milik Kemensos di seluruh negeri ditugaskan menjadi penyedia buffer stock . Bantuan lebih cepat dimobilisasi ke titik-titik bencana, sehingga masyarakat terdampak bencana lebih cepat menerima bantuan.
Juga, Mensos meminta kepada jajarannya berkoordinasi dengan instansi terkait memetakan kawasan mana yang rawan ancaman bencana. Kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa merupakan salah satu menjadi perhatian, karena merujuk pada prakiraan Badan Meteorologi Klmatologi dan Geofisika (BMKG) berpotensi terjadi gelombang tinggi.
“Saya telah minta kawasan rawan bencana, didirikan lumbung sosial termasuk di Selatan Pulau Jawa. Kita tak ingin terjadi bencana susulan. Bila itu terjadi, masyarakat yang terputus akses tidak kelaparan,” tandas Mensos dalam kunjungan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (7/12/2021).
Di Kalbar, Mensos didampingi Bupati Sintang Jarot Winarno, dan staf mengecek kondisi lumbung sosial di Sekretariat Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD), di dekat Kantor Kecamatan Tebelian, Kabupaten Sintang. Menjelang sore hari, Mensos mengecek kesiapan lumbung sosiall di Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang.
Di Tempunak, Mensos mengecek bantuan yang diberikan untuk mengatasi dampak banjir. Kepada Mensos, Camat Tempunak Mariono menyatakan apresiasi dan terima kasih atas bantuan alat penjernih air dari Kemensos dirasakan manfaatnya bagi warga.
“Terima kasih Ibu Mensos. Alat penjernih air sangat membantu Karena sulit mendapatkan air bersih saat banjir tiba. Malam kami saring, pagi airnya sudah bisa dikonsumsi,” ungkap Mariono.
Pendirian lumbung sosial menjadi kebijakan umum Mensos sebagai salah satu upaya membantu kelangsungan hidup masyarakat terdampak bencana. Lumbung sosial didirikan di sejumlah daerah rawan bencana.
“Kehadiran lumbung sosial tidak hanya berisi kebutuhan logisitik, makanan tapi juga beberapa kebutuhan untuk menopang kelangsungan kehidupan sosial masyarakat terdampak bencana,” tandasnya.
Pada saat terjadi bencana di Sintang, pernah sampai satu bulan setengah dalam kondisi darurat karena mengalami mati lampu. “Lumbung sosial itu tidak hanya berisi bahan makanan, melainkan ada genset, bahan bakar, perahu karet, penjernih air, pompa air, tenda, selain juga bahan kebutuhan pokok,” ungkap Mensos.
Namun, dalam pendirian lumbung sosial tersebut sangat tergantung dari kondisi geografis dan kebutuhan daerah, sehingga pendekatannya bukan administratif melainkan lebih ke kondisi geografis daerah setempat.[ama]