NATIONAL

Surono: Awan Panas Harus Diwaspadai dari Gunung Agung

Jumat, 29 September 2017

Indonesiaplus.id – Luncuran awan panas adalah hal yang paling harus diwaspadai dari aktivitas gunung agung selama berada pada status awas.

Hal itu disampaikan pakar gunung berapi Surono bahwa pada 1963 ada sekitar 1100 orang meninggal dunia yang dipercayai akibat luncuran awan panas.

Jika hanya guguran abu, masyarakat masih bisa menghindarinya atau lontaran material panas jatuhnya tidak akan lebih dari 9 kilometer dari pusat letusan. Namun ketika awan panas, gunung agung sangat punya potensi awan panas.

Kecepatannya sangat tinggi, bisa 300 kilometer per jam dengan temperatur 600-800 derajat celsius. Yang bisa kita lakukan hanya mengungsi sebelum letusan terjadi,” ungkap Surono, dalam Prime Talk, Kamis 28 September 2017.

Jika letusan tidak terjadi, paling tidak masyarakat telah mengungsi dan bisa diselamatkan. Pun jika status awas naik menjadi waspada dan kemudian meletus, upaya preventif telah dilakukan.

Paling tidak, bila memang gunung agung tak meletus, peristiwa ini bisa dijadikan sebagai momentum latihan secara riil untuk menghadapi kondisi bahwa gunung agung bisa meletus kapan saja.

“Pernah terjadi di gunung agung itu awan panasnya bisa sampai radius 13 kilometer, makanya diberikan status awas. Tetapi apakah awas ini bisa terjadi letusan? bisa iya bisa tidak hanya gunung agung yang tahu. Kita tidak bisa menghentikannya, kita hanya bisa ikuti apa maunya,” tandasnya.[Sap]

Related Articles

Back to top button