NATIONAL

Proses Pelepasan Perusahaan Bir Tengah Dilakukan Pemprov DKI Jakarta

Jumat, 18 Mei 2018

Indonesiaplus.id – Proses pelepasan saham sebesar 26,25 persen di PT Delta Djakarta tengah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selama 45 tahun, Selama Delta Djakarta menjadi perusahaan milik Pemprov DKI yang memproduksi bir. Sehingga pemprov mendapatkan deviden per tahun sebesar Rp 38 miliar.

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bahwa dengan penjualan saham tersebut, Pemprov DKI diperkirakan bisa memperoleh pendapatan Rp 1 triliun. Juga, Pemprov belum tentu bisa mendapatkan dana Rp 1 triliun jika masih mempertahankan saham di Delta Jakarta.

Pelepasan saham juga sekaligus sebagai komitmen keduanya seperti janji kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

“Kami berharap proses pelepasan ini akan berjalan dengan lancar. Tentunya, mudah-mudahan dalam waktu singkat ini bisa tuntas,” ujar Anies di Jakarta, Rabu (16/5/2018) malam.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan kebijakan melepas saham sudah lama dikaji.

“Kami ingin mendapatkan dividen yang halalan thoyiban (halal dan baik). Nah, karena kita terkendala di situ, perusahaan menginginkan kejelasan,” katanya.

Selain itu, sebagai landasan dari keputusan untuk melepas saham adalah diskusi dengan mitra, bahwa mereka ingin ekspansi.

“Tetapi posisi Pemprov DKI Jakarta tidak bisa menambah investasinya di Delta Djakarta,” tandasnya.

Terkait pelepasan saham tersebut, tetap mengacu kepada aturan pasar modal dan ketentuan lain yang berkaitan. Dana yang didapat Pemprov DKI, ke depan digunakan dalam berbagai pembangunan.

PT Delta Jakarta adalah perusahaan dan distributor sejumlah bir bermerek seperti Anker, Carlsberg, San Miguel, dan Kuda Putih. Perusahaan juga memproduksi minuman nonalkohol seperti Sodaku dan Soda Ice.

Perusahaan tersebut didirikan pada 1932 dengan nama, Archipel Brouwerij N oleh pengusaha Jerman. Pada Perang Dunia II, kontrol perusahaan diambil oleh perusahaan Belanda dan berganti nama menjadi NV De Oranje Brouwerij.

Selanjutnya, Jepang juga sempat mengontrol perusahaan pada 1942. Tiga tahun kemudian Belanda mengambil alih kembali. Pada 1970, demikian seperti ditulis pada situs web perusahaan, perusahaan berubah nama menjadi PT Delta Jakarta.

Lalu, pada 1984 barulah perusahaan masuk Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (kini, Bursa Efek Indonesia). Pada 1990-an, perusahaan bir asal Filipina, San Miguel, bergabung di Delta.[Sap]

Related Articles

Back to top button