Gempa 6,2 Skala Richter Guncang Malang, Getaran Hingga Mataram
Kamis, 17 November 2016
Indonesiaplus.id – Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur, malam ini sekitar pukul 22.10 WIB berasa hingga ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Beberapa warga yang masih terjaga sontak berhamburan ke luar rumah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan akibat lindu tersebut. “Tadi waktu duduk-duduk sambil ngopi, tiba-tiba berasa goyang sekitar 5 atau 6 detik,” ucap salah seorang warga di Kota Mataram, Lombok, Rabu (16/11/2016).
Dari informasi gempa berasal dari Malang. Ia kemudian menghubungi keluarganya di Malang dan mengabarkan bahwa gempa itu juga terasa di Lombok. “Saya telepon keluarga saya di Malang dan mereka bilang lumayan keras. Saya bilang, di Lombok berasa juga gempanya. Semoga tidak terjadi apa-apa,” katanya.
BMKG menyebutkan, gempa terjadi Rabu (16/11/2016), pukul 22.10 WIB. Lokasi gempa bumi berada di 9,32 Lintang Selatan dan 113,12 Bujur Timur atau 127 kilometer di tenggara Kabupaten Malang, dengan kedalaman 69 kilometer.
Gempa dirasakan warga di sejumlah daerah di pesisir selatan Jawa Timur, Rabu malam pada pukul 22.10:11 WIB. Belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa yang tergolong kuat itu.
Gempa berpusat pada titik ordinat 9.32 lintang selatan (LS), 113.12 bujur timur (BT), sekitar 127 kilometer tenggara Kabupaten Malang berkedalaman 69 kilometer tersebut. Gempa kuat yang dirasakan berlangsung sekitar 5-10 detik tersebut membuat warga keluar rumah karena tembok dan benda-benda rumah bergoyang.
“Gempanya besar sekali. Kabarnya gempa juga dirasakan sangat kuat di Malang. Pasien rawat inap RSUD sampai panik,” kata Eko, tenaga medis yang tinggal di perumahan Puri Jepun Permai II, Tulungagung.
Selain Tulungagung dan Malang, gempa kuat terasa di sejumlah daerah pesisir maupun pedalaman Jatim lain, seperti Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Kediri, Lumajang, Bondowoso, Jember, hingga Surabaya.
“Di daerah kami, Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Talun-Blitar warga bergegas keluar rumah sementara dinding dan pintu masih terus bergetar, bergoyang cukup kencang,” kata Zaman, warga Pondok Delta itu.
Warga Surabaya, Ismail, mengatakan gempa terasa sekitar lima detik. “Selama di Surabaya baru kali ini saya merasakan gempa. Meski tidak lama, tapi membuat pigura foto dan kaca almari bergetar,” kata Ismail, warga Bulakbanteng, Kenjeran, Surabaya.
Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengaku masih memantau perkembangan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat mengantisipasi dampak gempa di wilayahnya.[Wan]