HUMANITIES

Rencana Aksi Pemajuan Kebudayaan dari Forum Penggiat Komunitas Sejarah

Senin, 2 Juli 2018

Indonesiaplus.id – Pasca digelar Forum Penggiat Komunitas Sejarah 2018 oleh Direktorat Sejarah dengan melibatkan lebih dari 40 komunitas sejarah dan 200 peserta melahirkan sejumlah rencana aksi pemajuan kebudayaan.

Kegiatan dibagi dalam beberapa sesi, salah satunya best practices dengan menghadirkan pengelola komunitas dan praktisi lapangan seperti dari Komunitas Jelajah Budaya (KJB), Majalah Historia, Dapoer Dongeng, dan tirto.id.

Juga, Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), dan Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) yang terbukti memiliki pengalaman dalam pengembangan sejarah. Sesi ini memotivasi peserta agar memahami masalah dan rekam jejak dan mencoba lebih kreatif serta inovatif dalam mengatasi masalah.

Peserta begitu antusias dengan banyak usulan, ide dan pemikiran untuk merancang koordinasi dan program berkelanjutan, dengan menghidupkan komponen ekosistem kesejarahan yang selama ini masih berjalan sendiri-sendiri.

Menjadikan pembangunan dan penguatan ekosistem kesejarahan serta peningkatan interaksi komponen pembentuk didalamnya menjadi poin-poin penting dibahas agar kebijakan program dapat dilaksanakan mulai di tingkat pusat, daerah hingga akar rumput.

Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) yang juga Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyoroti masalah pembangunan ekosistem kesejarahan yang diadopsi melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan membagi dalam tiga kelompok, yaitu produksi pengetahuan, diseminasi pengetahuan, serta apresiasi publik terhadap sejarah.

“Di era kekinian, produksi pengetahuan berlangsung sangat cepat dan banyak sehingga perlu dikonsolidasi. Namun yang tidak kalah penting adalah perlunya dipergiat forum-forum untuk menghasilkan benchmarking (tolak ukur) sebagai cara mengukur kualitas dari sebuah buku, tulisan atau produk yang berkaitan dengan sejarah, ” ujar Hilmar.

Tidak hanya itu, agenda penelitian menjadi penting karena menyangkut apa yang perlu diteliti, dipikirkan, serta ditulis. Agenda tersebut dibentuk setidaknya oleh dua arus, yaitu perkembangan ilmunya dan konteks masyarakat itu sendiri.

kesejarahan 3

Sedangkan diseminasi berkaitan dengan ranah pendidikan, pertemuan rutin MGMP dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) yang telah sering dilakukan, inisiatif serupa banyak bermunculan di berbagai daerah di Indonesia.kesejarahan 2

Mencari metode lebih efektif untuk mengajarkan sejarah dengan memperkuat kesadaran sejarah menjadi isu penting yang diangkat peserta diskusi sebagai solusi atas kompleksnya permasalahan pembelajaran.

Perkembangan teknologi dan akses informasi sejarah yang semakin mudah menjadi isu hangat yang dibicarakan, kecenderungan banyak munculnya kemasan penyebarluasan informasi melalui media digital dan semua bermuara untuk membangkitkan kesadaran sejarah itu sendiri.

Diharapkan setiap orang akan mendapatkan informasi kesejarahan dan akan memiliki perspektif historis atas segala sesuatu yang dilihat hari ini, membuka satu persoalan yang dapat dilihat dari berbagai segi. 

Kabar menggembirakan adalah apresiasi masyarakat terhadap sejarah di daerah-daerah mengalami peningkatan. Dimana minat mereka melampaui kemampuan pemerintah untuk mensuplai informasi, sehingga kecenderungannya sekarang mencari informasi ke berbagai sumber.

Kesan ini menjadi begitu penting sebab selama ini komunitas yang konsisten menjalankan aktifitas sejarah sudah berada di jalan yang benar, sekaligus menjawab kebutuhan dan publik merespon baik keberadaan mereka.

Dari berbagai gagasan, ide dan rekomendasi peserta diskusi disampaikan kepada Direktorat Sejarah. Sekaligus akan menjadi bahan tindak lanjut dari berbagai kegiatan Direktorat Sejarah di Tahun Anggaran 2019.[Mor]

Related Articles

Back to top button