Jumat, 10 November 2017
Indonesiaplus.id – Bagi sebuah negara berdaulat, bendera tidak sekedar simbol melainkan merangkum nilai-nilai heroisme, patriotisme sekaligus nasionalisme. Begitu pula, dengan Sang Merah Putih.
Di Indonesia, penulisan sejarah belum memberi porsi lebih terkait dengan tema bendera. Sehingga bendera masih bernasib sebagai sampiran kecil dalam epik historisitas bangsa.
Padahal, bendera bisa hadir dalam peta sejarah yang lebih luas. Juga, bisa berperan positif untuk menciptakan paradigma zaman ketika mampu merepresentasikan kondisi aktual dan faktual masyarakat saat itu.
Pilihan bendera negara dengan warna merah putih, memang tidak hadir dari sebuah ruang hampa. Melainkan pilihan bentuk dan warnanya merangkum nilai dan makna filosofis yang disepakati sebagai identitas bersama dari sebuah bangsa, bernama Indonesia.
Pemikiran di atas menjadi begitu penting, sebab kebesaran sebuah bangsa bisa diukur dari sejauh mana bangsa itu sadar akan sejarahnya.
Maka hal aktual dan faktual perlu dimanifestasikan dalam sebuah kegiatan pameran dan dialog kesejarahan yang dikaitkan dua momen bersejarah, yaitu peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Melalui pameran yang digelar, menjadi langkah positif untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan wawasan bagi seluruh pengunjung pameran khususnya dan masyarakat luas dalam konteks karakter kebangsaan.
Selain itu, pada pameran ini bisa melihat, membaca dan menyadari bagaimana Sang Merah Putih telah hadir sejak kurun waktu yang lama. Juga, telah disikapi sebagai bagian panjang Indonesia, baik secara personal, komunal maupun lambang Negara.
Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi pemantik kesadaran revitalisasi nilai-nilai kebangsaan sebagai jiwa bangsa yang mendasari seluruh kehidupan Indonesia sebagai sebuah entitas kebangsaan.
Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, menggelar pameran kesejarahan yang telah dibuka oleh Dirjen Kebudayaan dan berlangsung mulai tanggal 10–14 November 2017 dengan mengambil tema, “Sang Merah Putih: Sejarah dan Maknanya”.
Turut dipamerkan foto-foto, cover surat kabar, buku-buku koleksi Arsip Nasional RI dan Perpustakaan Nasional RI. Buka pukul 08.00 – 16.00 WIB dan dibuka untuk umum. Pameran sendiri digelar di Plasa Insan Berprestasi Gedung A Kompleks Kemendikbud, Jakarta.[Mor]
