LKAS Dorong Siswa Belajar Sejarah Lebih Kreatif dan Inovatif
Senin, 16 Oktober 2017
Indonesiaplus.id – Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah (LKAS) telah digelar sejak 2012. Untuk tahun ini, kembali digelar oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan tema “Kita Indonesia”.
Perhelatan LKAS merupakan lomba di bidang audiovisual yang mengangkat sejarah maupun budaya masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa-siswi SMA, SMK dan Madrasah Aliyah (MA).
“LKAS salah satu upaya mengajak para siswa SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah (MA) untuk mempelajari sejarah, ” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat memberikan sambutan pada acara Apresiasi Kreasi Audiovisual Sejarah di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud, Jakarta, Senin (16/10/2017).
Tidak lupa, kata Muhadjir, apresiasi setinggi-tingginya disampaikan kepada dewan juri yang telah bekerja keras untuk menentukan pemenang, juga kepada para guru dari sekolah yang tidak lelah memotivasi para siswa-siswinya.
“Tentu saja, kita yakin bahwa segala upaya dan kerja keras yang telah mereka lakukan tidak akan pernah sia-sia,” katanya.
Melalui perhelatan LKAS ini, para siswa-siswi didorong untuk mengekspresikan berbagai ide dengan menuangkan pengalaman mereka, sekaligus mengamati dan memahami sejarah.
“Kami mengharapkan dengan kegiatan LKAS ini akan memacu siswa-siswi untuk berkreasi dan mencari bibit-bibit calon sines muda tanah air, ucapnya.
LKAS bertujuan agar para siswa aktif mencari sumber sejarah di lingkungannya, berupa peristiwa lokal, bangunan bersejarah, tempat bersejarah, tokoh daerah, saksi sejarah pejuang kemerdekaan.
“Dengan berbekal sumber – sumber sejarah yang mereka temukan tersebut, kemudian dikemas dalam bentuk audiovisual sehingga lebih menarik, ” harapnya.
Panitia menyeleksi 375 proposal sinopsis dan terjaring 30 proposal. Ke-30 tim itu berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dan dari ke-30 tim peserta, terpilih 10 tim terbaik yang diminta mempresentasikan karya mereka, sehingga masuk tahap akhir perjurian dengan enam tim pemenang. Bagi ke-10 tim terbaik mendapatkan apresiasi dari Mendikbud.
Perhelatan LKAS dilatarbelakangi pentingnya sejarah bagi pendidikan karakter generasi muda. Juga, mendorong inovasi dari siswa untuk menemukan alternatif media pemahaman sejarah dan nilai budaya yang kreatif dan edukatif.
“Juga, termasuk i dalamnya untuk menyalurkan minat generasi muda di bidang seni audiovisual dan mendorong pelajar menghasilkan karya sejarah yang dikemas lebih atraktif,” ujar Direktur Sejarah, Triana Wulandari.
Dari hasil penjurian menetapkan enam sekolah mendapat penghargaan sebagai predikat karya terbaik dan kategori juara harapan dalam LKAS2017.
Predikat Terbaik Pertama, diraih SMKN 2 Kuripan, Nusa Tenggara Timur (NTB) dengan karya berjudul Babad Lombok.
Predikat Terbaik Kedua, diraih MAN 1 Yogyakarta dengan karya “Sultan HB IX, Tokoh 1000 Umat dari Yogya untuk Indonesia”.
Predikat Terbaik Ketiga, diraih SMAN 1 Matauli Pandan, Sumatera Utara, dengan karya berjudul “Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Dokter Revolusioner Pemersatu Bangsa”.
Sedangkan, untuk kategori juara harapan. Juara Harapan Pertama, diraih SMAN 1 Sebatik, Kalimantan Utara, dengan karya, “Karang Unarang Nadi Perbatasan”.
Juara Harapan Kedua, dipraih SMAN 2 Watansoppeng, Sulawesi Selatan, dengan karya berjudul “Rambu Solo, Tradisi Pemakaman Unik di Tana Toraja”.
Juara Harapan Ketiga, diraih SMAN 1 Indrapuri, Aceh, dengan karya berjudul “Teungku Chik Pante Kulu, Sang Pujangga yang Sepi”.[Mor]