HUMANITIES

Dirjen: Seminar Kesejarahan Merawat Ingatan Kolektif Hubungan Indonesia-Jepang

Kamis, 2 Agustus 2018

Indonesiaplus.id – Merayakan 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar pameran, peluncuran buku, serta seminar kesejarahan.

Kegiatan bertema Hubungan Indonesia-Jepang dalam Lintasan Sejarah tersebut berlangsung mulai 2 hingga 10 Agustus 2018, di zona pameran lantai empat Gedung Perpustakaan Nasional RI, Gambir, Jakarta Pusat.

“60 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang lebih didominasi aspek ekonomi dan politik. Padahal, kedua negara memiliki cerita sejarah unik terutama menjelang dan awal Indonesia merdeka, ” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid saat memberikan sambutan, Kamis, (2/8/2018).

Ke depan, perlu membicarakan hubungan Indonesia – Jepang dalam aspek budaya dan sejarah. Banyak hal bisa diungkap dan menjadi titik tolak meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara agar lebih berkualitas.

“Tentu saja, kita akan meningkatkan hubungan kerjasama di bidang kebudayaan antara Indonesia-Jepang melalui berbagai kegiatan,” katanya.

Saat ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah tengah menyelidiki berbagai arsip dan dokumen terkait masa Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selain itu, juga mengingat banyak cerita dan kisah yang mengiringinya yang melibatkan peranan Jepang pada masa pra kemerdekaan Indonesia.

“Kita saksikan bersama di pameran kesejarahan ini, ada foto-foto yang tidak sekedar pelengkap dan memberikan keindahan, melainkan juga menjadi bagian dari saksi dan sejarah,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Sejarah, Triana Wulandari menyampaikan pada pameran kesejarahan ini menampilkan berbagai sumber sejarah dalam berbagai bentuk, seperti dokumen, poster, foto serta lukisan.

Adapun tema yang diangkat, “Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura,” dan dokumen sejarah yang dipamerkan ini mengambil kurun 1942-1945.

“Sejarah panjang Indonesia Jepang yang dimulai pada abad 19, memberikan banyak catatan sejarah dan kami mengambil kurun 1942-1945,” jelasnya.

Wakil Duta Besar Jepang, Ono Keiichi mengatakan, meningkatkan hubungan kedua negara di bidang kebudayaan telah dilakukan oleh beberapa seniman Jepang yang berinteraksi langsung dengan seniman Indonesia untuk mempelajari kebudayaan dan kesenian lokal.

“Kini, para ahli dari kedua negara tengah berdiskusi, duduk bersama, memikirkan dan berusaha menemukan metode tepat mengembangkan hubungan kedua negara khususnya di bidang kebudayaan, ” katanya.

Selain merayakan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. Sekaligus juga untuk memperingati 110 Tahun Kebangkitan Nasional.

Seminar kesejarahan menghadirkan pakar di bidangnya, yaitu Aiko Kurasawa, Professor Emiritus Keio University; Aminudin Siregar, Dosen Seni Rupa dan Desain ITB; serta Didi Kwartanada, Peneliti Sejarah Jepang.

Juga, Jajat Burhanudin, Dosen Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Nino Oktorino, Penulis Sejarah Militer; serta Susanto Zuhdi, Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia (UI).

Seminar kesejarahan dipandu oleh moderator Direktur Sejarah, Triana Wulandari dan Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Unversritas Indonesia (UI) Prof. Dr. I Ketut Surajaya.

Adapun tujuan seminar ini adalah untuk merawat ingatan kolektif sejarah hubungan Indonesia-Jepang yang berperan sebagai penguatan karakter bangsa, serta menghasilkan penulisan sejarah kedua negara teranyar untuk memperkuat kerjasama di masa datang.[Mor]

Related Articles

Back to top button