Prediksi IMF: 90 Juta Manusia Masuki Level Kemiskinan Ekstrem
Indonesiaplus.id – Perekonomian global menyusut sebanyak 3,5 persen sepanjang 2020 dan jumlah ini merupakan terparah sejak Perang Dunia II.
Prediksi tersebut dipublikasikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa, (26/1/2021) dan menurut laporan terbaru, perekonomian dunia akan tumbuh sebesar 5,5 persen tahun ini.
Baru pada Oktober silam, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar di angka 5,2 persen. Namun, jika terbukti tahun kedua pandemi mencatat pertumbuhan global terbesar sejak 2010.
Proyeksi bergantung pada keberhasilan negara-negara di dunia menjalankan imunisasi massal untuk menghentikan wabah corona. Namun, pelonggaran protokol dan normalisasi kegiatan ekonomi diprediksi akan mewarnai upaya pemulihan di seluruh dunia.
Badan dunia itu mewanti-wanti agar pemerintah membantu bisnis kecil untuk menanggulangi kerusakan akibat pandemi. Laporan World Economic Outlook 2021, IMF memprediksi perekonomian AS akan tumbuh 5,1% tahun ini, setelah anjlok 3,4 persen pada 2020.
Tahun lalu, China masih tumbuh 3,4%, tahun ini akan mencatat pertumbuhan sebesar 8,3%. Sedangakn, Ke-19 negara-negara Uni Eropa diyakini akan membukukan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2 persen.
ke-27 negara UE kehilangan 7,2% PDB-nya akibat pandemi. IMF memperkirakan perekonomian Jepang akan naik sebanyak 3,1 persen, setelah menyusut 5,1% pada 2020.
Prediksi tertinggi antara lain diberikan kepada India, berkat pemulihan kilat pada sektor manufaktur dan pertanian, negara di Asia Selatan itu diprediksi tumbuh sebanyak 11,5% pada 2021.
Sedangkan, untuk Indonesia IMF meralat prediksi sebesar 5,4% pada Juni 2020, menjadi 5,2% untuk tahun ini.
“Terdapat angka USD 22 triliun, nilai kerugian kumulatif selama 2020 hingga 2025 relatif terhadap level sebelum pandemi masih sangat besar,” ungkap Direktur IMF, Gita Gopinath, Selasa (26/1/2021).
Blog di situs IMF, Gopinath menulis negara maju mampu pulih dengan cepat karena bisa memberikan bantuan yang luas bagi pelaku bisnis dan akses terhadap vaksin. Namun sebaliknya, bagi negara berkembang pencapaian sudah dicatat selama ini dikhawatirkan sirna.
“Jadi hampir 90 juta manusia di seluruh dunia akan memasuki level kemiskinan ekstrem pada 2021, membalikkan tren selama dua dekade terakhir,” tulisnya.
Tenaga kerja informal, kaum berpendidikan rendah, atau perempuan termasuk yang paling rentan. Dunia internasional harus memastikan bahwa “pandemi ditanggulangi di seluruh dunia,” dan memanfaatkan momentum pemulihan untuk membangun “masa depan yang lebih makmur, hijau dan inklusif.”[mar]