Indonesiaplus.id – Usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan berlanjutnya serangan roket dari Gaza membuat perang terhadap militan di kawasan pesisir itu tak terelakkan.
Babak baru perang antara Israel dan Hamas tampaknya bisa meletus. Pasca pernyataan PM Israel mendapat perhatian luas yang dilontarkan berselang beberapa hari sebelum pemilihan nasional di mana ia mengincar masa jabatan berikutnya.
Ia mengatakan telah ada rencana menyerang Gaza dan akan memutuskan waktu yang optimal bagi serangan, mengingat keengganan penguasa Hamas untuk menghentikan serangan harian.
Pihak militer Israel menanggapi dengan serangan terbatas terhadap fasilitas Hamas yang tidak menimbulkan korban dan
menyebabkan sedikit kerusakan.
Selain itu, ia menahan diri dari menimbulkan risiko serangan lebih besar menjelang warga Israel menuju ke tempat pemungutan suara.
Kritik disampaikan kepada pemimpin Israel karena tidak menanggapi dengan keras roket-roket itu yang sering membuat penduduk Israel selatan bergegas mencari perlindungan.
PM Netanyahu dibawa pergi para pengawal dari acara kampanye pada Selasa ketika gerilyawan Palestina menembakkan roket ke daerah di mana dia berada.
Sejak 2005 Israel mundur dari Jalur Gaza dan gerilyawan Hamas mengambil alih wilayah itu dua tahun kemudian. Tercatat Israel dan Hamas telah berperang tiga kali dan terlibat beberapa putaran kekerasan lainnya selama dekade terakhir. [fat]
