Menlu Retno Minta Suu Kyi Junjung Perlindungan HAM soal Rohingya
Rabu, 7 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Keprihatinan Indonesia terkait nasib kelompok etnis Muslim Rohingya dan situasi di Negara Bagian Rakhine. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat bertemu dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, di ibu kota Naypyidaw, Selasa malam.
Pada pertemuan tersebut, keduanya membahas perkembangan terakhir di Rakhine secara terbuka. Menlu menekankan pentingnya stabilitas dan keamanan agar segera dilakukan sebagai upaya untuk meneruskan pembangunan yang inklusif di wilayah barat Myanmar.
“Indonesia berharap pemerintah Myanmar tetap menjunjung tinggi penghormatan dan perlindungan HAM kepada semua masyarakat di Rakhine,” ujar Menlu Retno melalui keterangan tertulis, Rabu (7/12/2016).
Indonesia, kata Retno, akan terus melakukan dialog untuk mendorong terciptanya situasi yang kondusif, baik dengan Myanmar, Komisi PBB pimpinan Kofi Annan serta pihak lain, yang memiliki kepedulian terhadap situasi di wilayah yang dihuni etnis minoritas Rohingya.
“Masalah inklusifitas di mana semua masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama. Inilah kunci dari penyelesaian situasi di Rakhine,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Aung San Suu Kyi menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia selama ini. Ia menghargai bantuan kemanusiaan Indonesia yang telah masuk ke Rakhine pascainsiden 9 Oktober 2016.
“Kami selalu membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk sampai langsung ke Rakhine,” ujar Suu Kyi.
Sebelumnya, bantuan dari masyarakat Indonesia telah membantu memberikan bantuan pembangunan dua sekolah di wilayah Rakhine. Hingga kini, Indonesia menjadi salah satu negara melalui Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU), telah membantu pembangunan enam sekolah di Rakhine.
Sebagai upaya meningkatkan toleransi dan harmoni masyarakat di Rakhine, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama interfaith dialogue, sistem pemerintahan yang baik, demokrasi dan HAM.[Mus]