Indonesiaplus.id – Pasca mengalami kesulitan keuangan untuk operasional, surat kabar tertua di Malaysia Utusan Malaysia (Utusan Melayu) dan salah satu media grupnya Harian Kosmo bakal berhenti terbit pada Rabu.
Berdasarkan pemberitahuan salah satu anggota Serikat Pekerja Utusan Malaysia (NUJ) yang bersama teman-temannya melakukan unjuk rasa di depan Gedung Utusan Melayu di Kuala Lumpur.
“Lantaran terjadi krisis perusahaan penerbitan surat kabar Utusan Melayu (M) Berhad menanggung utang sehingga menyebabkan staf perusahaan bekerja tanpa gaji hampir tiga bulan,” ungkapnya.
Sejak dua tahun lalu dan berlarut-larut hingga hari ini, Utusan beroperasi dalam keadaan rugi dengan kegagalan membayar gaji pekerja termasuk melunasi pembayaran bekas staf yang mengajukan pensiun dini (VSS) pada November 2018.
Sehingga, pengoperasian media tersebut akan diteruskan dengan menggunakan i platform digital saja. Lebih kurang 100 orang staf Utusan Melayu melakukan unjuk rasa damai mulai pukul 13.30 di luar gedung perusahaan untuk menuntut gaji yang tertunggak sejak tiga bulan lalu.
Menurut mantan Pemimpin Redaksi Utusan Melayu, Tan Sri Johan Jaffaar, pihaknya turut bersedih dengan berakhirnya penerbitan Utusan Melayu setelah terbit selama 80 tahun.
“Surat kabar itu terbit pertama kali pada 1939 dipimpin oleh Pak Rahim Kajai dan Yusof Ishak yang kemudian menjadi Presiden Singapura pertama. Kesedihan menyelubungi saya,” ujarnya dalam Grup WhatsApp Forum Wartawan RI-Malaysia.
Terkait penutupan Utusan Melayu dan Kosmo, Serikat Pekerja dari The New Strait Times Press (NUJ NSTP) Malaysia bakal melakukan aksi penggalangan dana.
Melalui pesan whatsapp yang beredar NUJ NSTP mengatakan “situasi getir melanda rekan sekerja kita di Utusan Malaysia dan Kosmo”.
NUJ NSTP membuka donasi berbentuk uang tunai dan barang keperluan seperti beras, minyak, gula, pampers dan susu pada Jumat (23/08) pada pukul 10.00 hingga 16.00 petang di Driveway Balai Berita media setempat.
Surat kabar Utusan Melayu memiliki afiliasi politik dengan Partai UMNO salah satu partai yang tergabung dalam Barisan Nasional sedangkan pemerintahan Malaysia saat ini dipegang oleh Pakatan Harapan.[fat]
