Kontroversi Pembangunan Pulau Terpencil untuk Pengungsi Rohingya
Rabu, 29 November 2017
Indonesiaplus.id – Proyek senilai US$ 280 juta atau sekitar Rp 3,78 triliun untuk menyulap Bhashan Char, pulau terpencil di lepas pantai selatan, menjadi kamp sementara bagi 100 ribu pengungsi Rohingya disetujui Bangladesh.
Namun, sejak kali pertama diutarakan ke publik pada 2015, proyek itu mengundang ‘’kontroversi” karena Pulau Bhashan Char dinilai sejumlah pihak tidak layak dihuni.
Persetujuan proyek oleh dewan ekonomi yang dikepalai PM Bangladesh Sheikh Hasina, Selasa (28/11/2017), itu keluar beberapa hari setelah pemerintah Dhaka meneken perjanjian repatriasi pengungsi Rohingya dengan Myanmar.
Mulai Mei tahun depan, demikian Menteri Perencanaan Ziaul Islam, Pulau Bhashan Char diharapkan siap menampung pengungsi Rohingya. ‘’Saat ini sekitar satu lakh (100 ribu) orang direncanakan dipindahkan ke sana. Kami berharap proyek rampung total pada 2018. Angkatan Laut (AL) ditugaskan melakukan upaya percepatan pengerjaan (proyek),” katanya.
Berwujud dataran rendah dengan tanah rawa berlumpur memanjang, Pulau Bhashan Char baru muncul dari Teluk Bengal pada 2016. Pulau ini bisa ditempuh melalui satu jam perjalanan perahu dari pulau terdekat yang berpenghuni. Untuk dijadikan hunian, selain kondisi bangunan, diperlukan pula bangunan pelindung mengelilingi kamp yang melindunginya dari pasang air laut, badai, dan siklon musiman.
Sempat tenggelam, usulan menjadikan Pulau Bhashan Char sebagai kamp pengungsi muncul kembali, akhir Agustus lalu, menyusul arus masuk deras pengungsi Rohingya ke Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh. Mereka menghindari konflik termutakhir di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
September lalu, Menteri Luar Negeri Bangladesh AH Mahmood Ali memohon bantuan internasional untuk mengangkut pengungsi Rohingya ke pulau tersebut. Sejumlah pemimpin pengungsi Rohingya berkeras menolak relokasi ke Pulau Bhashan Char.
Pejabat di badan PBB memperingatkan, apa pun upaya relokasi paksa hanya akan membuat permasalahan ‘’sangat kompleks dan kontroversial”. Di tengah kontroversi yang terus bergulir tentang kelayakan pulau tersebut dihuni, Bangladesh berketetapan mewujudkan proyek kamp pengungsi di Bhashan Char.
Selama beberapa bulan terakhir, AL Bangladesh membangun dua helipad dan sebuah jalan kecil di sana. Sejumlah pakar masih memperingatkan kemungkinan pulau itu ditelan air pasang dan penaikan permukaan laut.[Fat]