Kecam Kebijakan Imigrasi Trump, Ribuan Warga AS Turun ke Jalan

Senin, 2 Juli 2018
Indonesiaplus.id – Di sejumlah kota utama AS, Sabtu (30/6) waktu setempat atau Minggu (1/7/2918) WIB ribuan orang turun ke jalan-jalan untuk mengecam kebijakan keimigrasian Presiden Donald Trump yang dinilai keras dan kaku.
Namun, Trump berkukuh pada kebijakannya. Di Washington DC, massa beraksi tepat di seberang Gedung Putih, lantas bergerak memadati Lafayette Square sebelum menuju Capitol, area Kongres AS. Wajah-wajah sedih mewarnai.
Juga, aksi digelar di Boston, Chicago, Los Angeles, New York, serta Portland. Bahkan, beberapa selebritis pun terjun langsung dalam aksi, di antaranya Alicia Keys dan Lin-Manuel Miranda di Washington serta John Legend di Los Angeles.
Mereka menuntut penyatuan (reunifikasi) secepatnya keluarga yang terpisah di perbatasan Meksiko gegara kebijakan keimigrasian di bawah pemerintahan Trump.
‘’Kami tidak percaya perbatasan, kami tidak percaya tembok,” kata Sebastian Medina-Tayac dari Piscataway Indian Nation saat membacakan deklarasi dalam bahasa Inggris dan Spanyol yang menandai dimulainya pawai Families Belong Together (Keluarga Milik Bersama) itu.
Sontak saja, pengeras suara menggemakan tangisan seorang bocah dari keluarganya. Seorang ibu asal Brasil mengakui dipisahkan dengan anak lelakinya.
“Saya merindukan sembilan bulan kehidupannya dan ini seharusnya tidak pernah terjadi,” ujar perempuan yang hanya memberikan nama Jocelyn itu, merujuk kasus separasi keluarga yang memuncak pada Mei lalu.
‘’Memalukan! Memalukan!” teriak massa dalam terkaman suhu Washington di atas 90 derajat Fahrenheit (33 derajat Celsius). ‘’Pencari suaka bukan penjahat,” teriak seorang pemrotes.
Kendatipun aksi demonstrasi berlangsung tidak jauh dari Gedung Putih, Presiden Trump tidak mendengarkan teriakan dan protes massa karena ia menghabiskan hari di resor milinya, Trump National Golf Club, di Bedminster, New Jersey.
Melalui Twitter, Trump membela kebijakan keimigrasiannya. ‘’Ketika orang-orang tiba di Negara kita secara ilegal, kita harus Segera menuntunnya kembali tanpa harus melalui manuver hukum bertahun-tahun.
Hukum kita ini paling dungu sedunia. Republikan ingin Perbatasan Kuat dan Tanpa Kejahatan. Dems (Demokrat) ingin Perbatasan Terbuka dan lemah menangani Kejahatan!” cuit Trump dengan ciri khas pemakaian huruf kapital sebagai penegas.
Upaya mencegah arus masuk puluhan ribu migran di perbatasan wilayah selatan AS setiap bulan, awal Mei lalu Trump memerintahkan penangkapan orang-orang dewasa, termasuk para pencari suaka, yang menyeberangi perbatasan secara ilegal.
Bahkan, sejumlah orang yang terpaksa melintasi perbatasan AS-Meksiko adalah orang-orang yang tersiksa, kabur dari negara-negara di Amerika Tengah guna menjauhi kekerasan gang serta ketidakpastian hidup.
Dampak dari operasi pemerintahan Trump itu, banyak anak terpisahkan dari orangtua dan keluarganya. Anak-anak hidup di bawah tekanan batin dengan orangtua dan anggota keluarganya yang berada dalam tahanan.
Usai kebijakan itu diprotes keras, Trump lantas menandatangani perintah mengakhiri pemisahan keluarga. Para pengacara keimigrasian mengatakan, proses menyatukan kembali anak-anak dengan orangtuanya butuh waktu panjang dan berbelit.
Namun data resmi pemerintah yang dirilis akhir pekan lalu menyatakan sekitar 2.000 anak masih terpisah dengan orangtuanya.[Fat]