China Hancurkan Kuburan, Hapus Sejarah Muslim Uighur

Indonesiaplus.id – Penelitian oleh Agence France Presse (AFP) dan analis citra satelit Earthrise Alliance, mengungkapkan China menghancurkan kuburan orang-orang Uighur, salah satu minoritas paling teraniaya di dunia.
Sejumlah makam dihancurkan dan tulang-tulang manusia berserakan di puluhan kuburan yang dirusak di wilayah barat laut China.
Penghancuran kuburan dengan sedikit menghormati mereka yang telah mati. Wartawan AFP menemukan tulang-tulang manusia dibuang di tiga situs dan situs lain di mana kuburan dikurangi menjadi tumpukan batu bata.
Berdasarkan citra satelit yang dianalisis oleh AFP dan Earthrise Alliance, menunjukkan pemerintah China, sejak 2014, telah menggali dan meratakan setidaknya 45 kuburan Uighur – termasuk 30 dalam dua tahun terakhir.
Hasil penyelidikan terbaru seolah memperkuat laporan berbagai kelompok Uighur di pengasingan. Tahun lalu, kelompok Uighur di pengasingan melaporkan pihak berwenang China sedang mendirikan pusat manajemen pemakaman dalam upaya untuk melakukan kontrol atas aspek paling pribadi dalam kehidupan mereka.
“Terjadi kerusakan bukan hanya tentang penganiayaan agama. Bahakan, jauh lebih dalam dari itu,” ujar Nurgul Sawut yang memiliki lima generasi keluarga yang dimakamkan di Yengisar, barat daya Xinjiang.
Saat ini, ia tinggal di Australia dan terakhir mengunjungi Xinjiang pada 2016 untuk menghadiri pemakaman ayahnya. “Jika kamu menghancurkan kuburan itu…kamu mencabut siapa pun yang ada di tanah itu, siapa pun yang terhubung dengan tanah itu,” ucapnya seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (10/10/2019).
Pemerintah menjelaskan untuk kebijakan pengembangan kota atau standarisasi kuburan-kuburan tua. Namun, warga Uighur di luar negeri mengatakan penghancuran itu adalah bagian dari upaya bersama negara untuk menghapus identitas etnis mereka dan mengendalikan setiap aspek kehidupan mereka.
“Semua bagian dari kampanye China secara efektif menghapuskan bukti siapa kita, untuk secara efektif menjadikan kita seperti orang Cina Han,” ungkap Salih Hudayar, yang mengatakan kuburan tempat kakek nenek buyutnya dikuburkan dihancurkan.
“Mereka menghancurkan semua situs bersejarah ini, pemakaman ini, untuk memutuskan hubungan kita dari sejarah kita, dari ayah kita dan leluhur kita,” tandasnya.
Sementara itu, pemerintah Xinjiang tidak menanggapi permintaan komentar. China telah menolak meningkatnya kecaman global terhadap perlakuannya terhadap Uighur, menyangkal ada masalah hak asasi manusia di wilayah tersebut.
Pada pekan ini, AS mengatakan membatasi visa bagi pejabat atas dugaan pelanggaran dan memasukkan daftar hitam 28 perusahaan pengenalan wajah dan teknologi intelijen buatan Cina yang dituduhkan terlibat dalam penindasan minoritas Muslim.
“Jadi, perilaku semacam ini secara serius melanggar norma dasar hubungan internasional, mencampuri urusan dalam negeri China, dan merugikan kepentingan China. Pihak China sangat menyesalkan dan menentangnya,” pungkas Geng Shuang, juru bicara kementerian luar negeri China.[fat]