GLOBAL

Bantu Rohingya, Pemerintah Indonesia Pilih Diplomasi Halus

Minggu, 1 Januari 2017

Indonesiaplus.id – Kementerian Luar Negeri memutuskan ikut aktif dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan etnis Rohingya di Rakhine State. Namun, peran Indonesia melalui pendekatan diplomasi halus, atau shuttle diplomacy.

Melalui diplomasi secara halus, karena permasalahan ini melibatkan negara-negara yang berdaulat penuh, yakni Myanmar dan Bangladesh. ”Diplomasi yang kami lakukan sangat ekstra hati-hati, agar tidak gaduh,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Lestari P. Marsudi di Jakarta, Sabtu (31/12/2016).

Dijadwalkan Menlu segera melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak dan meminta pendapat, agar mendapatkan langkah tepat penyelesaian konflik di Rakhine State.

Di antara agendanya, yaitu menemui Mantan Sekjen PBB Kofi Annan, menemui Menlu dan Perdana Menteri Bangladesh, tokoh-tokoh agama di Indonesia, serta duduk bersama dan melakukan pembicaraan empat mata dengan Konselor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi.

Hasilnya cukup menggembirakan, pemerintah Myanmar segera mengundang Menlu-menlu di ASEAN untuk membahas kondisi di Rakhine State, 19 Desember lalu. Akses kemanusiaan ke Rakhine State pun dibuka dan Pemerintah Myanmar memberikan update perkembangan kondisi Rakhine State ke ASEAN secara periodik.

Selain itu, pemerintah Indonesia segera mengirim bantuan (emergency) sebanyak 10 kontainer berisi makanan dan pakaian. Juga, akan melanjutkan pemberian bantuan jangka menengah dan panjang berupa pemberian capacity building, pokok-pokok Hak Asasi Manusia dan good governance di Rakhine State. “Permasalah di Rakhine State, cukup rumit dan butuh kehati-hatian yang ekstra,” tandasnya.[Fat]

Related Articles

Back to top button