GLOBAL

Anggaran NATO Tak Berubah, Macron: AS Mitra dan Sekutu Luar Biasa

Jumat, 13 Juli 2018

Indonesiaplus.id – Komitmen NATO untuk mempertahankan terkait kontribusi anggaran pertahanan oleh negara-negara anggota pada aliansi tersebut serta tenggat waktu realisasinya sesuai kesepakatan di Wales pada 2014.

Disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron merespon tuntutan sengit Presiden AS Donald Trump agar negara anggota NATO menaikkan kontribusi tidak sekadar 2 persen dari pendapatan nasional kotor (GDP) serta mempercepat realisasinya ketimbang tahun 2024 sebagaimana yang disepakati empat tahun lalu.

Trump minta, selama ini AS telah menanggung beban terbanyak di aliansi tersebut demi menjaga pertahanan Eropa. Di sisi lain, justru Uni Eropa sebagai blok dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia menghambat produk-produk impor AS.

Menurut Macron, bahwa NATO tidak pernah sekuat sekarang dan Trump tidak pernah mengatakan mitra-mitranya atas keinginan membawa AS keluar dari aliansi tersebut.

“Presiden Trump tahu, dalam sejarahnya AS bisa mendapati NATO pada momen-momen penting. Saya kira NATO merupakan hal bagus untuk AS,” ujar Macron di hari terakhir dari pertemuan puncak NATO selama dua hari di Brussels, Belgia, Kamis (12/7/2018).

Macron menyebut AS sebagai ‘’mitra dan sekutu yang luar biasa bagi NATO”. Ia mempercayai yang dibahas di ruang perundingan -bukan melalui komentar di luar maupun cuitan di Twitter- merupakan komunike yang telah disepakati. Sebuah strategi yang dipertahankan secara sungguh-sungguh karena menyangkut keamanan rakyat seluruh negara anggota.

Pasca pertemuan di Brussels, Trump kemarin bertolak untuk kunjungan resmi ke Inggris. Di sini ia akan fokus berbicara dengan PM Theresa May terkait rencana serta langkah Inggris setelah resmi meninggalkan Uni Eropa (Brexit).

Sebelum ke Inggris, Trump kembali ‘’membela” Rusia dengan menyebutnya sebagai ‘’pesaing, bukan lawan”. NATO menilai Rusia sebagai ancaman. Aneksasi Rusia ke Crimea, Ukraina, pada 2014 membuat Moskow didepak dari keanggotaan di kelompok negara maju (G7).

Beberapa negara utama Eropa, Berlin dan London khususnya, kini masih bersitegang dengan Moskow terkait perdagangan dan tuduhan ‘’serangan terselubung” di dalam negeri negara lain seperti gas saraf di Inggris.

Dalam KTT G7 di Kanada bulan lalu, Trump justru minta keanggotaan Rusia di kelompok negara maju itu dipulihkan. G7 menolak. Senin (16/7), Trump justru telah diagendakan bertemu muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia.

Kritik Trump kepada kebijakan Kanselir Angela Merkel di Jerman, Macron tampak tidak ingin memanaskan situasi. Menurutnya, antara Paris dan Berlin memiliki ‘’harkat bersama” dan Jerman merupakan mitra yang tidak bisa dipisahkan dari Prancis.[Fat]

Related Articles

Back to top button