Mesin Produksi Tempe Cepat Karya Guru Besar IPB
Kamis, 28 September 2017
Indonesiaplus.id – Kendala produksi tempe adalah bahan baku tempe mahal dan harus impor. Juga, perkembangan penduduk kota yang pesat mengubah tata kota dan membuat tempat pengrajin tempe untuk berproduksi menjadi lebih sempit.
Air limbah buangan bekas perendaman pada proses pengasaman yang berbusa dan cukup menyengat bagi lingkungan. Ditambah lagi keterbatasan air bersih untuk pencucian kedelai usai perendaman.
Selain itu, harga air bersih di perkotaan cukup mahal yang berdampak pada pengrajin tempe di wilayah perkotaan. Kondisi ini perlu solusi dengan menekan biaya produksi, sehingga harga jual tempe tetap terjangkau masyarakat umum.
Di tangan Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor (IPB), Hanny Wijaya, dengan inovasi teknologi tepat guna yang bisa mempercepat proses pembuatan tempe hemat biaya.
Dengan teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan mutu tempe yang kurang konstan, jika dilakukan dengan metode tradisional.
“Tempe Cepat merupakan tempe yang dibuat dengan pengasaman kimiawi menggunakan Glucono Delta-Lactone (GDL) guna mereduksi lama pengasaman kedelai. Teknologi ini memiliki kelebihan ramah lingkungan karena hemat air dan mengurangi limbah air rendaman serta mempercepat proses pembuatan tempe, ” kata Hanny, Kamis (28/9/2017).
Tempe dihasilkan memiliki mutu dan cita rasanya yang lebih stabil. Keunggulan yang ada pada teknologi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi permasalah mutu, lingkungan dan ekonomi yang dihadapi para pengrajin tempe yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
Teknologi ini bisa menjadi solusi alternatif bagi pemerintah daerah maupun lembaga pengatur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lingkungan hidup dalam menjalankan perannya sebagai penentu kebijakan dan lembaga pelayanan publik.
Teknologi Tempe Cepat yang dikembangkan Hanny dan timnya ini masuk sebagai salah satu inovasi terpilih sebagai 100 Inovasi Indonesia. “Teknologi yang dikembangkan saat ini difokuskan pada tahapan pengasaman. Pengasaman kedelai dalam pembuatan tempe memberikan kontribusi terhadap keamanan dan penerimaan tempe yang dihasilkan,” tandasnya.[Sal]