Kenaikan Margin Emiten Rokok Melebar dan Fantastik

Indonesiaplus.id – Sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun ini, mayoritas margin laba bersih emiten rokok melebar. Hal itu seiring strategi emiten untuk meningkatkan harga jual.
Emiten produsen rokok telah merilis kinerja keuangan per kuartal III/2019. Namun, hanya emiten produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk belum merilis laporan kinerja keuangannya.
Laporan keuangan per 30 September 2019, mayoritas laba bersih emiten rokok tetap bertumbuh, kendati penjualan bersihnya terkoreksi secara tahunan.
Hingga saat ini, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) memimpin perolehan laba bersih sebesar Rp10,20 triliun atau naik 5,26% secara tahunan.
Kendaitupun penjualan bersih turun 0,04% secara tahunan. Sehingga, margin laba bersih HMSP naik menjadi 13,16% per kuartal III/2019, dari 12,5% per kuartal III/2018.
Sedangkan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mengantongi pertumbuhan laba bersih 25,73% menjadi Rp7,24 triliun, seiring penjualan bersih yang naik 16,93% menjadi Rp81,72 triliun. Margin laba bersih GGRM melebar menjadi 8,86% per kuartal III/2019, dari 8,24% per kuartal III/2018.
Pertama kalinya, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) berhasil membukukan laba bersih Rp11,25 miliar per kuartal III/2019, usai merugi sejak 2012. Sebaliknya, laba bersih PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) anjlok 50,77% dalam sepanjang periode 9 bulan ini.
Menurut Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe margin laba bersih melebar menunjukkan strategi emiten meningkatkan harga jual dan melakukan efisiensi terbukti berhasil mendorong kinerja. Terlebih tidak ada kenaikan tarif cukai hasil tembakau pada tahun ini.
Pemerintah telah menetapkan tarif CHT yang baru dan bakal berlaku mulai 1 Januari 2019. Kiswoyo mengatakan produsen cenderung melakukan pass on kenaikan cukai kepada konsumen.
“Jadi, pasar tembakau sudah segitu-gitu saja. Sehingga margin labanya didorong kenaikan harga jual dan efisiensi,” ujarnya, Ahad (3/11/2019).
Kenaikan cukai tersebut memukul saham GGRM terkoreksi 35,84% dan HMSP 43,40% sepanjang tahun berjalan. Sebaliknya, saham RMBA menguat 8,97% dan WIIM 28,37% secara year to date. Sementara saham ITIC telah naik 506,82% sejak IPO pada 4 Juli 2019.
Maka dari saham emiten rokok, HMSP menjadi favorit analis. “Saya kira [saham HMSP] bisa kembali ke harga wajarnya Rp3.500 hingga tahun depan,” tandasnya.[sal]