Sabtu, 5 Agustus 2017
Indonesiaplus.id – Pemerintah mesti memanfaatkan teknologi dalam pembangunan ekonomi ke depan. Sebab, terbukti berbagai pusat perbelanjaan mulai tutup kalah dari penjualan sistem online.
Wakil Ketua Umum Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta menegaskan, bahwa salah satu hal yang mudah adalah dengan memanfaatkan telepon genggam untuk menjadikan basis ekonomi digital.
“Jika dilihat populasi handphone saja sudah melebihi populasi Indonesia, ini harus ditransformasikan menjadi aktivitas yang produktif,” ujar Arif Budimanta di Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Untuk memfasilitasi ekonomi digital tersebut, tidak ada salah jika pemerintah memberikan berbagai insentif untuk sektor e-commerce. Saat ini pasar e-commerce sudah memiliki kapitalisasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan pasar konvensional di satu tempat.
Mendukung pengembangan ekonomi digital tersebut, sehingga masyarakat juga harus dikenalkan dengan alternatif investasi selain melalui tabungan di perbankan. Perhitungannya, banyak masyarakat memiliki rekening di bank dengan saldo di bawah Rp 2 juta.
Jika hal itu dihitung secara keseluruhan tiap tahunnya, jumlah tabungan tidak akan bertambah, justru menyusut karena biaya transaksi dan biaya administrasi. “Coba kenalkan reksa dana, ini jadi alternatif yang cukup bagus juga. Tentu melalui proses sosialisasi reksa dana ini sedikit berbeda dengan tabungan,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Fintech Indonesia Karaniya Dharmasaputra mendukung apa yang disampaikan Arif tersebut. Menurut Karaniya, data kapitalisasi salah satu e-commerce jika dibandingkan dengan pasar konvensional.
“Belum lama ini saya bicara pada pelaku e-commerce, Tokopedia dan Bukalapak. Angka yang dijelaskan ke saya sangat menarik, value of transaction mereka Rp 40 miliar-Rp 100 miliar per hari, itu satu company. Tokopedia menghasilkan Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun per bulan, ini luar biasa,” tandasnya.[Sal]
