ITPC: Pasar Komoditas Rempah RI Sangat Pesat di Arab Saudi
Minggu, 5 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Arab Saudi menjadi pasar baru yang sangat pesat untuk komoditas bahan makanan dan minuman (mamin) khususnya rempah-rempah. Hal itu terlihat dari pertumbuhan hingga 51,17 persen.
Menurut Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan, kebutuhan rempah-rempah Arab Saudi meningkat. Sebab, untuk memenuhi konsumsi jamaah haji dan umroh yang selalu datang dalam jumlah besar setiap tahun.
“Rempah-rempah asal Indonesia memiliki pangsa pasar yang sangat besar di Arab Saudi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, rempah-rempah merupakan komoditas potensial yang diekspor ke Arab Saudi dengan pertumbuhan ekspor sebesar 51,17 persen,” ujar Gunawan, di Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Menurutnya, nilai ekspor rempah-rempah sampai Oktober mencapai US$ 7,72 juta pada 2015. Pada bulan yang sama pada 2016, ekspornya melebihi target penjualan 2015 dengan capaian senilai US$ 9,04 juta atau meningkat sebesar 17,09 persen.
Konsul Jenderal RI untuk Jeddah Muhamad Hery Saripudin menyampaikan, ada empat hal yang harus dipenuhi agar komoditas nonmigas Indonesia, khususnya bahan mamin, dapat berkompetisi di Arab Saudi.
Keempat hal tersebut, yaitu harga kompetitif, kecukupan suplai, lulus uji Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA,) serta memenuhi persyaratan produk halal.
Salem Bin Mahfooz merupakan salah satu perusahaan importir rempah-rempah dari Indonesia. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi pasar bahan mamin dari Indonesia yang sudah mendapatkan conformity assessment dari pemerintah Arab Saudi.
Bahan mamin tersebut akan diekspor kembali ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan di Afrika, antara lain Sudan, Senegal, Maroko, dan Tunisia. Dalam kunjungan bisnis tersebut, pihak Salem Bin Mahfooz sangat antusias untuk menambah impor bahan mamin dari Indonesia, seperti minyak goreng, kopi, dan mamin olahan.
Selain itu, permintaan berbagai rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga cukup besar. Informasi dari pemilik perusahaan, Salem Bin Mahfooz mengimpor cengkeh dari Indonesia tidak kurang 45 kontainer senilai lebih dari Rp 119 miliar setiap tahun.[Sal]