ECONOMY

Dampak Perang Dagang, DPR Desak Pemerintah Beralih dari Pasar China

Ahad, 16 Juni 2019

Indonesiaplus.id – Aktivitas ekspor produksi dari industri manufaktur harus segera berpindah dari China ke menyasar pasar di Vietnam, Kamboja, serta Malaysia.

Kondisi ini selama perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Namun, sayangnya menurut Anggota Komisi V DPR, Bambang Haryo Soekartono, pemerintah Indonesia tidak mampu memanfaatkan celah keuntungan dari perang dagang AS-China.

Pihaknya tidak sependapat dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia mengalami penurunan akibat perang dagang tersebut.

Menkeu dan Menko Perekonomian selalu mengatakan, penurunan ekonomi akibat adanya perang dagang  Amerika dengan China.

“Saya tidak sependapat. Peran dagang banyak sekali industri manufaktur yang ekspor dari China pada berpindah ke Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Seharusnya Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dan dimanfaatkan betul oleh pemerintah,” jelasnya dalam Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung DPR RI, seperti mengutip laman dpr.go.id.

Politisi Partai Gerindra menandaskan bahwa Vietnam adalah salah satu negara yang diuntungkan dengan perang dagang itu.

Pada kuartal I 2019, industri di Vietnam menguat 86 persen dan 50 persennya bersumber dari China. “Saya sampaikan, ekspor Indonesia ke China 2012 sebesar 18,4 miliar dolar AS,” katanya.

“Pada 2018 mencapai 27,13 milair dolar AS. Berarti China yang dikorbankan Amerika masih punya pasar yang bagus untuk Indonesia. Apa yang disampaikan Menkeu tidak benar. Ini pembohongan kepada masyarakat alias hoaks. Ini harus diluruskan,” pungkasnya.[sal]

Related Articles

Back to top button