CLICK+

Kontroversi Konser Coldplay, Ini Respons Ketua PBNU

Indonesiaplus.id – Kontroversi rencana konser Coldplay ditanggapi beragam oleh berbaai pihak. Salah satunya PBNU yang menilai sah-sah saja digelar di Indonesia asalkan dapat menghormati budaya dan kearifan lokal.

“Kita berharap konser berlaku dengan tertib dan aman, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Ketua PBNU KH Fahrur Rozi (Gus Fahrur) di Jakarta, Kamis (18/5/2023).

Dalam beberapa hari terakhir, pembicaraan soal Coldplay bukan hanya terkait musik dan karya mereka, namun juga menyerempet ke isu LGBT.

Selama ini, Coldplay memang mengusung inklusivitas dan fokus terhadap isu-isu lingkungan dalam setiap konser meraka. Terkait inklusivitas, Coldplay selama ini mengusung konser yang bisa dengan mudah di akses semua pihak. Semua pihak termasuk kelompok disabilitas hingga mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda.

Coldplay khususnya sang vokalis termasuk dalam jajaran musisi pendukung LGBT. Chris Martin kerap membawa bendera pelangi yang melambangkan LGBT.

Pada sebuah wawancara, Chris sempat mengisahkan bagaimana ia dulu merupakan seorang yang homopobik karena dibesarkan dalam keluarga Kristen konservatif. Sejak usia 15 tahun ia mengaku sudah berubah lebih menerima dan mendukung kehadiran kelompok LGBT.

Menanggapi hal tersebut, Gus Fahrur berharap konser Coldplay di Indonesia dapat memperhatikan kultur dan budaya Indonesia. “Seyogyanya kita menghormati tradisi, budaya dan kearifan lokal masyarakat, agar semua merasa nyaman dan tidak ada yang tersinggung, semisal atribut kampanye LGBT,” kata dia.

Gus Fahrur menekankan bahwa perilaku LGBT juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Yakni terkait dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.[era]

Related Articles

Back to top button