GLOBAL

Jutaan Dolar AS Ekuador Habiskan untuk Pantau Tamu Pendiri Wikileaks

Kamis, 17 Mei 2018

Indonesiaplus.id – Operasi mata-mata bernilai jutaan dolar dilakukan pemerintah Ekuador untuk melindungi dan mendukung Julian Assange di kedutaan besarnya di London, Inggris.

Laporan The Guardian dikutip oleh South China Morning Post, Rabu (16/5/2018), bahwa operasi mata-mata itu bahkan turut mempekerjakan sebuah perusahaan keamanan internasional dan agen rahasia khusus, untuk mengawasi para pengunjung, staf kedutaan dan bahkan polisi Inggris.

Sehingga hampir selama lebih dari lima tahun, Ekuador menggelontorkan setidaknya 5 juta dolar AS (sekitar Rp 70,5 miliar) ke dalam anggaran intelijennya.

Dari komponen biaya itu, salah satunya digunakan sebagai ongkos Operasi Hotel (Operation Hotel) yang bertujuan melindungi pendiri WikiLeaks ketika ia mendapat kunjungan dari Nigel Farage, seorang anggota kelompok nasionalis Eropa yang disebut memiliki keterkaitan dengan Kremlin.

Selain itu, operasi mata-mata pemerintah Ekuador juga dilakukan terhadap tamu-tamu Assange lainnya, termasuk peretas, aktivis, pengacara, dan jurnalis.

Dokumen milik Badan Intelijen Ekuador, yang dikenal dengan nama Senain, dari Juni 2012 hingga akhir Agustus 2013, Operasi Hotel telah menghabiskan biaya sebesar 972,889 dolar AS, atau setara dengan Rp 13,7 miliar.

Jumlah tersebut digunakan untuk membiayai pembelian dan perawatan kamera pengawas yang dipasang di seluruh sudut Kedutaan Besar Ekuador di London, sejak masuknya Assange lebih dari setengah tahun lalu.

Pada saat yang sama, dokumen terkait menunjukkan kontrak rahasia dengan perusahaan keamanan internasional, yang ditugaskan untuk mendata dan memantau semua aktivitas di kedutaan.

Perusahaan memasang sebuah tim yang menyediakan layanan pemantau keamanan 24 jam selama tujuh hari penuh, yang ditempatkan di sebuah apartemen dengan harga sewa 3.800 dolar AS (sekitar RP 53 juta) per bulan, tidak jauh dari Kedubes Ekuador yang berlokasi di wilayah Knightsbridge, London.

Tugas personil keamanan terkait adalah mencatat setiap beberapa menit sekali kegiatan harian Assange, termasuk interaksinya dengan staf kedutaan, tim hukum, dan pengunjung lainnya.

Bahkan, mereka juga diketahui mendokumentasikan perubahan suasana hati Assange, dan kemudian menganalisanya.

Assange juga diwajibkan mengkonsultasikan terlebih dahulu tentang siapa saja yang hendak datang berkunjung.

Para tamu diharuskan melewati zona keamanan khusus, dan wajib meninggalkan paspor kepada petugas yang berjaga di pintu masuk utama.

Paspor dibutuhkan untuk membuat profil yang menggambarkan kunjungan, dan memberikan rincian latar belakang semua tamu Asaange

Hal itu dilakukan karena pemerintah Ekuador khawatir pihak berwenang Inggris dapat menggunakan kekuatan teritorial untuk memasuki kedutaan dan merebut Assange.

Penahanan paspor juga dimaksudkan untuk menghindari risiko pejabat Ekuador datang dengan rencana untuk membantunya melarikan diri.[Fat]

Related Articles

Back to top button