ECONOMY

Penuhi Kebutuhan Nasional, Para Petani Bisa Produksi Garam Spa

Rabu, 21 Maret 2018

Indonesiaplus.id – Banyak permasalahan yang terkait dengan garam. Salah satunya harga yang dianggap tidak sesuai dan merugikan para petani.

Terlebih impor garam industr dilakukan oleh pemerintah untuk menutupi kebutuhan garam nasional, yang dianggap oleh petani, menjadi penyebab turunnya harga garam.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, Agung Kuswandono bahwa impor garam dilakukan karena garam rakyat tidak bisa memenuhi kebutuhan industri nasional.

“Untuk memenuhi kebutuhan itu perlu dilakukan impor,” ujar Agung saat Focus Group Discussion (FGD) tentang Peningkatan Nilai Tambah dan Inovasi Produk Turunan Komoditas Penggaraman, di Grage Hotel, Cirebon, Selasa (20/3/2018).

Sehingga para petani garam bisa merasakan hasil yang lebih tinggi, Agung meminta para petani garam untuk bisa lebih kreatif. Salah satunya dengan membuat garam spa dan spa ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Jauh dibandingkan dengan harga garam biasa.

“Per kilonya bisa mencapai Rp260 ribu. Sangat jauh dibandingkan garam biasa, yang hanya berkisar Rp1.000 – Rp5.000 per kilonya,” katanya.

Produksi garam spa baru dilakulan di dua wilayah, yaitu di Buleleng Bali dan Cirebon. Garam spa ini, sangat diminati oleh sejumlah negara, seperti Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Produksi garam spa yang baru dilakukan di dua wilayah tersebut, diharapkan bisa diadopsi diwilayah-wilayah lainnya.

Pemerintah berkeyakinan pengembangan industri garam spa ini akan bisa diwujudkan, tentunya bersinergi dan kerja holistik antara berbagai pihak terkait. Juga, mengajak instansi seperti, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Daerah.

Juga, kalangan swasta dan Tentunya Kemenko Maritim yang diberikan kewenangan sebagai koordinator dan sinkronisator, untuk merealisasikan program ini. “Kami yakin bisa direalisasikan,” pungkasnya.[Sal]

Related Articles

Back to top button