Kamis, 6 Juli 2017
Indonesiaplus.id – Masih adanya ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold (PT) dalam RUU Pemilu membuktikan, partai politik besar masih dijangkiti penyakit oligarkis sangat akut.
“Jelas ada kekhawatiran bila keran pencapresan dibuka selebar-lebarnya, bisa mengancam eksistensi kekuasaan oligarki tersebut,” ujar pengamat politik Sya’roni di Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Presiden Joko Widodo pernah merasakan manisnya buah oligariki tersebut, sehingga sedapat mungkin mempertahankannya dengan cara menerapkan presidential threshold yang sulit dicapai oleh parpol-parpol kecil. “Sehingga tertutup lah peluang munculnya capres alternatif,” katanya.
Dalam RUU Pemilu, kata Sya’roni, terdapat lima isu krusial yang kerap menjadi polemik. Dari kelima isu tersebut, dua di antaranya sudah disepakati, yakni sistem pemilu yang tetap menggunakan sistem proporsional terbuka dan parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Sedangkan, tiga hal yang belum diputuskan yakni presidential threshold, metode konversi suara dan sebaran kursi per dapil. Pansus RUU Pemilu menjadwalkan pengambilan keputusan sisa isu krusial itu pada 20 Juli mendatang.[Mus]
