Sepekan Terakhir, Cuaca Bisa Berdampak Bencana Hidrometeorologi
Jumat, 9 November 2018
Indonesiaplus.id – Dalam sepekan terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memonitor dan menganalisis kondisi cuaca yang terjadinya peningkatan kejadian cuaca signifikan.
Kondisi tersebut dimana hujan lebat-sangat lebat di sebagian wilayah Indonesia, sehingga peningkatan curah hujan ini akan poyensi pada genangan, banjir, longsor serta banjir bandang.
“Berdasarkan pantauan dan analisis menunjukkan bahwa curah hujan dengan intensitas lebat masih berpeluang terjadi. Berdampak potensi bencana Hidrometeorologi mungkin terjadi di antaranya seperti genangan, banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo, Jumat (9/11/2018).
Mulyono mengungkapkan, bahwa kondisi cuaca seperti ini dipicu aktivitas aliran massa udara basah atau fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO). Terjadi pergerakan dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera menuju wilayah Indonesia terutama, Indonesia bagian Barat dan Tengah, menyebabkan kondisi atmosfer wilayah itu sangat basah.
Pada skala lokal terjadi proses konveksi atau pemanasan dan penguapan lokal juga turut mendukung adanya pembentukan dan pertumbuhan awan-awan hujan. Menjadikan pola sirkulasi angin tertutup (siklonik) berada di Samudera Hindia perairan Barat Sumatera dan Laut Cina Selatan bagian Barat perairan Kepulauan Natuna.
Dengan siklonik seperti ini mempengaruhi pola pergerakan angin sehingga terbentuk pola belokan, pertemuan dan perlambatan angin di beberapa wilayah tersebut mengakibatkan peningkatan curah hujan signifikan di wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah.
“Dampak bisa menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Indonesia dalam periode sepekan kedepan,” ungkapnya.
Sedangkan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan berpotensi hujan lebat disertai kilat di Sumatra diantaranya, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung.
Di wilayah Jawa semua provinsi, juga di Kalimantan di antaranya, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim. Di Sulawesi diantaranya Sulteng, Sulbar, Sulut, Gorontalo. Dan wilayah lain di timur Indonesia seperti di Maluku, Papua dan Papua Barat.
“Potensi potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan bisa terjadi di Samudera Hindia Barat Aceh, Samudera Hindia Barat Kep. Nias, Samudera Hindia Barat Kep. Mentawai, Samudera Hindia Barat Bengkulu,” tandasnya.
Pihaknya menghimbau pada masyarakat agar tetap waspada terhadap berbagai dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang serta jalan licin.[sap]





