Jelang Ramadhan, Gepeng dan Anjal Mulai Serbu Ibu Kota
Kamis, 18 May 2017
Indonesiaplus.id – Dalam beberapa hari belakangan mulai diserbu penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Bahkan, sejumlah pemijat tunanetra kini mulai ikut-ikutan turun ke jalan untuk berharap belas kasihan pengendara.
Mendekati masuknya bulan suci Ramadan, hingga Rabu (17/5/2017), area favorit para PMKS untuk mengemis antara lain lampu merah pintu keluar Tol Cijago, Jalan Raya Bogor, lampu merah Cisalak dari arah Cibubur, lampu merah Jalan Dewi Sartika, lampu merah Jalan Arief Rahman Hakim, lampu merah Jalan Raden Ajeng Kartini (Pancoran Mas), dan lampu merah Jalan Sawangan ke arah Cinere.
Warga merasa terganggu dengan fenomena musiman tersebut. Salah satunya, Syarifah, 40, yang penumpang angkutan umum di Kota Depok, merasa terganggu oleh keberadaan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan (gepeng/anjal) tersebut. Di hampir setiap lampu merah, dirinya selalu dimintai uang oleh gepeng dan anjal.
“Merasa terganggu karena mereka sampai masuk ke angkot. Bahkan ada yang meminta setengah memaksa dengan alasan buat makan. Ini petugas pada ke mana sih?” keluh warga Kampung Pekapuran Kelurahan Curug, Cimanggis, Depok itu.
Syarifah semakin heran, saat melihat kelompok penyandang disabilitas kini ikut mengemis. “Dulu tunanetra jarang sekali terlihat di lampu merah, kenapa sekarang begitu, ya?” tanyanya.
Sementara itu, Amin, 68, salah satu tunanetra yang kini ikut mengemis, mengaku terpaksa turun ke jalan karena usaha pijatnya sudah lama sepi order, sedangkan anak-istrinya tetap harus diberi makan.
“Nanti kalau sudah selesai Idul Fitri, saya kembali memijat. Saya hanya memanfaatkan momen bulan puasa dan Lebaran untuk mengemis. Saya sebenarnya juga tidak mau mengemis, tapi mau bagaimana lagi,” kata Amin ketika ditemui di lampu merah Cisalak, Jalan Raya Bogor.
Atep, 12, siswa kelas 5 SD di Kota Depok, juga ikut-ikutan mengemis. Ia mengaku terpaksa melakukannya guna membantu perekonomian keluarga yang sedang morat-marit. Ayahnya tak punya pekerjaan tetap dan sudah sakit-sakitan dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.[Sap]